BANJARBARU - Dunia pada saat ini tengah diancam dengan krisis pangan. Menteri Pertanian Amran Sulaiman, sering mengingatkan dalam berbagai kesempatan, jika ancaman ini tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Jika tidak ada langkah cepat dan strategis, maka akan berakibat fatal pada seluruh sektor. Untuk itu, seluruh insan pertanian harus bergerak cepat, agar krisis pangan tersebut dapat dicegah secepat mungkin,” ucap beliau.
Langkah-langkah strategis yang dilakukan adalah dengan melakukan pompanisasi pada lahan yang kekeringan, serta melakukan perluasan area tanam, dan mendorong petani untuk melakukan tanam 2 sampai 3 kali dalam setahun.
Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, juga mengatakan, salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi.
Untuk melakukan hal tersebut, selain perlunya alsintan yang memadai, sumber daya manusia juga harus maksimal. Sehingga, keberadaan siswa di lokasi Upsus ini tentu akan sangat membantu para petani dan penyuluh dalam memaksimalkan lahan pertanian di daerah mereka.
Untuk mendukung Upaya Khusus (Upsus) pemerintah dalam mengantisifasi darurat pangan, SMK Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Banjarbaru sebagai salah satu UPT Kementerian Pertanian, melakukan gerakan cepat. Dukungan tersebut adalah dengan melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapang bagi siswa di lokasi yang menjadi target pompanisasi dan perluasan area tanam lahan pertanian.
Bentuk dukungan itu berupa penerjunan siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2024/2025 ke lapangan atau terjun langsung ke BPP dan membantu BPP dan petani. Kali ini SMK-PP Negeri Banjarbaru berkesempatan mengirimkan siswanya ke 3 Kabupaten yaitu Tanah Bumbu, Tapin, dan Banjar.
Pengantaran diawali 30 siswa ke Kabupaten Tanah Bumbu, pada Jumat (5/7/2024). Kemudian Kabupaten Tapin, pada Selasa (9/7/2024), dan terakhir Kamis (11/7/2024) ke Kabupaten Banjar.
Di Kloter pertama SMK PP Negeri Banjarbaru telah menerjunkan peserta didik sebanyak 30 siswa ke Kecamatan Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu. Sedangkan Kloter kedua ada 20 siswa berada di kecamatan Tapin Selatan di wilayah Kabupaten Tapin. Serta kloter ketiga ada 10 siswa di kecamatan di wilayah Kabupaten Banjar. Serta nantinya masih tersisa 27 siswa untuk wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dan Tanah Laut.
Direncanakan, kegiatan ini akan berlangsung selama 6 bulan, sehingga siswa mendapatkan pengalaman secara langsung bagaimana proses menanam padi, penanggulangan gulma, pemupukan, dan panen.
Menanggapi hal ini Kepala SMK PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan jika bekerja di persawahan sebenarnya memberikan energi tersendiri bagi kita.
“Makanya, para petani selalu sehat dan berumur Panjang, saya juga mendorong siswa untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, terus berkoordinasi dengan Balai Pelatihan Pertanian, akrap dengan penyuluh dan dekat dengan petani serta masyarakat sekitar," ujarnya.
Ditambahkan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana dan Kesiswaan, Patmawati nantinya siswa akan tinggal di rumah petani yang dekat dengan lahan persawahan, agar benar-benar memabantu petani.
“Tugas mereka tentu saja untuk turut membantu para petani dan penyuluh, sehingga perluasan area tanam dapat lebih cepat dilakukan. Selain dituntut hidup mandiri jauh dari orang tua, mereka juga harus banyak belajar bagaimana hidup sebagai seorang petani, mulai dari bangun pagi sampai tidur lagi,” ucap Patmawati.
Pada hari pertama kegiatan, seluruh siswa langsung turun ke lapangan. Mereka melakukan tanam perdana di lokasi persawahan Desa Segumbang bersama Kepala Sekolah, Guru pendamping, Penyuluh Pertanian dan Petani setempat. Kemudian di Kabupaten Tapin siswa juga terjun langsung ke sawah memabantu petani di Kecamatan Tapin Selatan. Selanjutnya Kabupaten Banjar siswa terjun ke lahan wikayah Kecamatan Mataraman.[adv]
Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru