Boyong Insan Media ke Jakarta, Ini Pesan Dirut Bank Kalsel

Boyong Insan Media ke Jakarta, Ini Pesan Dirut Bank Kalsel

JAKARTA – Sebanyak 39 wartawan dari 39 media di Kalimantan Selatan diterbangkan Bank Kalsel ke Jakarta untuk mengikuti Media Gathering, tepatnya selama tiga hari mulai 25 hingga 27 Juli 2024.

Di agenda tahunan Bank Kalsel ini, para jurnalis juga dimotivasi untuk terus meningkatkan kompetensi, termasuk dalam menyaring informasi hoaks alias berita bohong.

Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin mengungkapkan, Sharing Session kali mengusung tema untuk meningkatkan kompetensi dan menyaring berita-berita hoaks, terutama jelang Pilkada 2024.

“Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi Bank Kalsel dengan para awak media untuk menyaring berita hoaks pada era digital, terutama saat ini yang tengah memasuki tahapan Pilkada 2024,” jelasnya.

Melalui narasumber yang kompeten, lanjut Fachrudin, diharapkan para awak media semakin jeli menyaring atau menangkal berita hoaks.

Koordinator Kanal Cek Fakta Tempo, Inge Klara Safitri yang didaulat sebagai narasumber dalam sharing session ini mengakui agak sulit untuk mengenali konten hoaks pada zaman sekarang, karena informasi tersebut sangat cepat menyebar dibanding dengan konfirmasi.

Menurutnya, perbedaan yang paling bisa dilihat dengan kasat mata mengenai misinformasi, yaitu informasi yang salah namun orang yang membagikan percaya sebagai kebenaran.
“Kemudian disinformasi, merupakan informasi salah dan orang yang membagikan mengetahui sebagai hal yang salah tapi tetap dibagikan dengan sengaja,” bebernya.

Ia menambahkan, tipe informasi hoaks sebut saja seperti satire atau parodi lucu-lucuan yang sebenarnya tidak ada niat menyakiti tapi berpotensi membodohi. Lalu konten menyesatkan yang sengaja dibuat untuk membingkai sebuah isu atau menyerang individu yang melintir berita.

“Adapula konten aspal (imposter content) adalah seolah-olah konten asli padahal palsu. Konten pabrikasi (fabricated content), yaitu konten yang sengaja dibuat untuk menyesatkan dan tidak ada fakta bahkan 100 persen tak benar,” pungkasnya.[adv]
Lebih baru Lebih lama