BANJARBARU – Agar terus menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki berkompeten, produktif dan berdaya saing, Kementerian Pertanian memaksimalkan pendidikan vokasi.
Sebab pendidikan vokasi dimanfaatkan karena mempunyai kedekatan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) melalui kemitraan, baik pada proses pembelajaran, pengembangan, penguatan SDM, hingga perekrutan lulusan vokasi.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, sekolah vokasi seperti SMK-PP, Polbangtan dan PEPI memiliki peran penting untuk memajukan pertanian. Ia menambahkan, pertanian pun dapat di digarap dengan cara-cara kekinian. Namun hal tersebut harus didukung oleh SDM yang memadai. Dan Polbangtan menjadi ujung tombak dalam hal tersebut.
Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan di tangan milenial pembangunan pertanian akan dijalankan. Menurutnya, petani milenial adalah penggerak sektor pertanian, khususnya dalam menghadapi industri 4.0.
“Kalian semua adalah pendekar. Oleh karena itu, kalian itu harus bersiap-siap menjadi penggerak, motor, pelopor pembangunan pertanian di negara yang kita cintai ini,” katanya.
SMK PP Negeri Banjarbaru, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) bidang Pendidikan Vokasi Pertanian di bawah naungan Badan PPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan), terus berupaya meningkatkan kemampuan dan kompetensi siswanya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dilaksanakannya kegiatan magang atau disebut juga Praktek Kerja Lapang (PKL) bagi 80 siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2023/2024, yang akan dilaksanakan selama 6 bulan lamanya.
Setelah sekolah memberikan pembekalan atau coaching PKL pada pertengaham Juni lalu. Kali ini sekolah mengirimkan siswanya secara bertahap ke tempat magang terhitung sejak Senin (13/5/2024) sampai Senin (20/5/2024).
Di kesempatan pelepasan magang Senin (13/5/2024) Wakasek Kurikulum SMK-PP Negeri Banjarbaru Airin Nurmarita mewakili Kepala Sekolah menjelaskan, magang ini masuk dalam penilaian dan sebagai salah satu syarat kelulusan. Selain itu siswa harus siap secara mental dan fisik, dan menjaga nama baik sekolah.
“Ini adalah kondisi yang harus kalian lakukan, SMK itu harus terampil, lulusannya harus bekerja atau berwirausaha. Ini adalah simulasi nyata, bagaimana kalian bekerja, kami minta seluruh peserta magang harus menyiapkan diri, karena nanti itu pekerjaan kalian jadi jangan mengeluh capek, dan berat. Kalian tidak hanya bawa nama sendiri, kalian itu bawa nama almamater kalian," ujar Airin.
Secara terpisah, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menerangkan bahwa PKL adalah salah satu dari bagian proses pembelajaran. Semua aturan yang telah diterapkan di sekolah, juga berlaku di lokasi magang.
“Yang namanya magang adalah proses pembelajaran, hanya saja bedanya pembelajaran dilaksanakan di luar sekolah, sehingga semua ketentuan yang ada di tempat magang harus diikuti," ujar Budi.
“Hal utama dalam pelaksanaan PKL ini bukan saja mengenai pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga mengenai etika, sopan santun kalian ketika pelaksanaan PKL nanti. Bagaimana cara kalian bergaul di masyarakat, bgaimana caranya berkomunikasi dengan pekerja yang ada disana. Dan saya berpesan selama di tempat PKL jaga Kesehatan, tetap belajar dan pelajari ilmu yang didapat di sana, Etika tetap dijaga, saling mengingatkan sesama teman, kompak, dan saling melindungi," pungkas Budi.
Adapun tempat magang siswa yang nanti akan naik ke kelas XII ini berada di Industri dan Dunia Kerja (Iduka) yang terdapat di wilayah Kalimantan Selatan, yaitu diantaranya Petani, Kelompok Tani, P4S, Perusahaan Sawit, Pengolahan Makanan, Instansi Pemerintah, dan Hotel.
Adapun 80 siswa ini terdiri dari Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan Sebanyak 21 orang, Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura sebanyak 48 orang, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian sebanyak 11 orang.[adv]
Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru