BANJARMASIN - Regenerasi Petani dan Penumbuhan jiwa wirausaha pertanian menjadi fokus dari program Kementerian Pertanian, salah satunya dengan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang merupakan kerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman terus berupaya meningkatkan produksi pangan strategis. Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif.
Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa regenerasi petani adalah harga mati yang harus dilakukan.
“Karena petani milenial inilah berperan penting di dalam pembangunan pertanian Indonesia bukan hanya saat ini tetapi 10 hingga 20 tahun ke depan," sebut Dedi.
Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS) terus memperjuangkan kesetaraan gender dan inklusi sosial di dunia pertanian. Melalui konsep Gender Equality and Social Inclusion (GESI), program ini memberikan perhatian khusus kepada kaum perempuan dan penyandang disabilitas.
Isu ini timbul karena kesadaran bahwa perempuan memiliki kontribusi besar dalam pengembangan usaha pertanian. Angga menegaskan pentingnya dorongan social inclusion, terutama bagi penerima manfaat yang berada di lokasi terpencil dan kaum disabilitas.
Lebih jauh, Program YESS berkomitmen untuk mengintervensi dan memberdayakan mereka agar turut terlibat dalam pengembangan usaha dan ketenagakerjaan, khususnya terkait hubungannya dengan GESI diatas.
Dalam upaya menfasilitasi petani muda di Kalimantan Selatan (Kalsel), Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Propinsi Kalsel mengadakan Workshop Gender Equality and Social Inclusion (GESI) yang bertempat di Hotel Best World Kindai Banjarmasin, Senin (29/4/2024).
Peserta sendiri terdiri dari 120 orang fasilitator muda dari 4 kabupaten program YESS di Kalsel, termasuk BDSP, DIT, Mobilizer, dan Fasilitator Program YESS Kalimantan Selatan. Tema yang di ambil ialah “Workshop GESI dan SECAP Dorong Inklusi Sosial dan Perlindungan Lingkungan dalam Program Kewirausahaan Pemuda”.
Selama 2 hari peserta diberikan materi terkait peningkatan implementasi Program YESS khususnya terkait dengan targeting GESI dan Social, Environmental and Climate Assessment Procedures (SECAP) Program YESS di Kalimantan Selatan.
Project Manager Program YESS Kalimantan Selatan. Dalam sambutannya, Angga Tri Aditiya Permana menyatakan pentingnya workshop ini sebagai langkah awal dalam memperkuat keterlibatan Gender Equality and Social Inclusion (GESI) dalam program YESS.
"Kami berkomitmen untuk memastikan minimal 50% keterlibatan unsur GESI dalam penyelenggaraan program. Hal ini sejalan dengan upaya untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial dalam setiap langkah program," ujarnya.
Selain itu, Workshop GESI dan SECAP menjadi tonggak penting dalam memastikan inklusi sosial dan perlindungan lingkungan menjadi fokus utama dalam upaya pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara berbagai pihak terkait, diharapkan program ini dapat memberikan dampak yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat di Kalimantan Selatan.
"Melalui workshop ini, kami berharap dapat meningkatkan kapasitas pendamping penerima manfaat terkait dengan GESI dan SECAP, sehingga program YESS dapat menjadi model yang berkelanjutan dalam pengembangan kewirausahaan dan ketenagakerjaan generasi muda di sektor pertanian," tutup Angga.
Adapun kegiatan ini melibatkan narasumber dari berbagai instansi seperti Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Wilayah Kalimantan, Dekranasda Provinsi Kalimantan Selatan, Dinsos Provinsi Kalimantan Selatan, serta konsultan GESI dan SECAP dari NPMU, workshop ini menawarkan wawasan mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan aspek-aspek kritis ini dalam program kewirausahaan pemuda di sektor pertanian.[adc]
Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru