PALANGKA RAYA - November 2024 ini secara serentak pesta demokrasi bertajuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan digelar di seluruh Indonesia, tepatnya diikuti 37 provinsi, plus 508 kabupaten/kota. Tentunya Pilkada ini tidak luput dari yang namanya politik black campaign alias kampanye gelap.
Model black campaign biasanya dilakukan melalui penyebaran fitnah berupa suatu isu/gosip yang tujukan kepada lawan politik, tanpa didukung oleh fakta/bukti akurat.
Dampak dari semua itu, masyarakat akan terkotak-kotak, akibat hegemoni yang dilancarkan dari politik black campaign. Sehingga hal itu bisa memicu perpecahan bangsa.
Terkait ini, Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Wartawan Online (PW IWO) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Deni Liwan, Selasa (23/4/2024) mengatakan, semua pihak mengidentifikasi kemungkinan kerusuhan massal itu terjadi. Dengan cara melakukan koordinasi seluruh stakeholder pemerintah guna mencegah kemungkinan hal tersebut terjadi.
"Khususnya pihak pemerintah menggencarkan edukasi kepada pemilih agar menjadi pemilih cerdas dengan tidak termakan informasi hoaks, apalagi turut menyebar berita-berita hoaks atau konten negatif lainnya," ucapnya, Senin (22/4/2024) kepada media ini.
Tidak hanya itu saja, Deni Liwan juga menyampaikan, saat ini banyak pemilih muda dalam Pilkada 2024. Semua itu juga menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara Pemilu.
Mengingat pemilih pemula secara pengetahuan dan pemahaman politik tergolong rendah, tentunya sangat rentan dihadapkan dengan maraknya informasi hoaks yang bertebaran di media sosial.
Sejatinya, sambung dia, Pemilu adalah pesta demokrasi, pesta kemeriahan, sehingga seyogyanya masyarakat Kalteng menjadi pemilih cerdas dengan menggunakan hak pilihnya secara cerdas serta beropini secara cerdas pula.
"Intinya jangan mau dibodohi, penyebar hoaks itu ingin kita bodoh. Pilihlah pilihan kamu, tapi hormati dan hargai juga pilihan orang lain. Pada dasarnya kan kita bersaudara. Siapapun yang terpilih nantikan pasti demi kebaikan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Jangan sampai menimbulkan kekacauan apalagi menggerakkan untuk menyebar informasi hoaks," pungkasnya.[]
Tags
Humaniora