MARTAPURA – Tim Gugus Tugas Srikandi PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan berkolaborasi dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Intan Martapura menggelar lomba Kreasi Olahan Sehat Anti Stunting (Kosas) di aula kantor Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Senin (27/11/2023).
Diikuti oleh 45 peserta yang merupakan kader posyandu dari 15 Desa di Kecamatan Simpang Empat, di antaranya desa Sungai Tabuk, Batu Balian, Cabi, Lawiran, Paku, Paring Tali, Pasar Lama, Sungai Langsat, Sungai Raya, Simpang Empat, Sungai Baru (Sungkai Baru), Sungkai, dan Tanah Intan.
Lomba ini bertujuan untuk melatih kader posyandu desa dalam mengolah asupan dan menu sehat anti stunting dengan bahan dasar panganan lokal.
Abdul Salam Nganro, General Manager PLN UIP3B Kalimantan menyampaikan, kegiatan ini merupakan salah bentuk komitmen PLN dalam menerapkan Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk Kesehatan Masyarakat.
“Selain komitmen yang baik kita juga perlu kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan program penurunan stunting berjalan dengan baik,” ungkap Salam.
Salam menambahkan, upaya penurunan stunting ini tidak bisa hanya dengan satu lembaga saja, atau hanya dari pemerintah saja. Upaya ini memerlukan kerja semua pihak termasuk masyarakat.
Rahayu Arimbi, Senior Manager Keuangan, Komunikasi dan Umum yang juga selaku Ketua Tim Gugus Tugas Srikandi PLN UIP3B Kalimantan menyampaikan harapannya dengan penyelenggaraan lomba ini meningkatkan kesadaran bahwa salah satu indikator pencegahan stunting adalah peningkatan gizi anak-anak.
“Anak-anak bangsa adalah bagian dari masa kini dan masa depan, sekarang kita merawat mereka, kelak mereka yang akan merawat bangsa,” pungkasnya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kecamatan Simpang Empat, Hilaliyah menyampaikan rasa terimakasihnya kepada PLN yang peduli dengan upaya pencegahan stunting khususnya di Kecamatan Simpang Empat. Karena angka kunjungan ke Puskesmas terkait pemeriksaan stunting masih tergolong rendah di sekitar angka 63%.
“Semoga melalui program ini meningkatkan antusias dan kesadaran masyarakat terkait pentingnya gizi anak dalam pencegahan anak khususnya dalam mengolah asupannya,” ujar Hilaliyah.[adv]