BOGOR – Kementerian pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian akan terus memaksimalkan peran lembaga pendidikan vokasi untuk mencetak sekaligus meregenerasi petani.
Tak hanya itu, BPPSDMP melalui Program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) juga menginisiasi rangkaian kegiatan Penumbuhan Petani Milenial dalam Mendukung Regenerasi Petani dan Ketahanan Pangan Nasional.
Program YESS adalah program kerjasama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan International Fund For Agricultural Development (IFAD), dan dirancang untuk menghasilkan wirausahawan muda pedesaan serta menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di bidang pertanian.
Dedi Nursyamsi menjelaskan, Kementerian Pertanian telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian untuk mencapai kinerja yang lebih baik dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, memanfaatkan teknologi modern, dan korporasi petani sesuai arahan Presiden.
"Yang perlu dicermati, diperkirakan dalam 10 tahun yang akan datang, Indonesia akan mengalami krisis petani. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah petani muda semakin tahun semakin menurun," sebut Dedi.
Dedi menambahkan, yang menjamin ketersediaan pangan adalah petani milenial, yang bertugas menyediakan pangan bagi 280 juta rakyat Indonesia adalah petani milenial.
"Yang menjamin berdiri tegaknya negara dan bangsa adalah petani milenial, petani milenial punya peran penting untuk bangsa dan negara, karena petani milenial, garda terdepan dalam mencapai ketahanan pangan nasional," katanya.
Salah satu upaya pencetakan petani muda yang mampu mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan pasar di negara tujuan ekspor adalah dengan dilaksanakannya pelatihan dan Sertifikasi Ekspor bagi Petani Milenial penerima manfaat dari program YESS.
Kegiatan digelar di Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Ciawi, Bogor, mulai Jumat (3/11/2023) hingga Senin (6/11/2023), diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari 4 Provincial Project Implementation Unit (PPIU) YESS Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.
Pada kegiatan ini, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembagunan Negeri (SMK PPN) Banjarbaru selaku PPIU Kalsel mengirimkan 5 orang petani milenial dari 3 Kabupaten pelaksana program YESS di Kalsel.
Mereka adalah Joko Nugroho (olahan keripik pisang dari Kabupaten Tanah Bumbu), Tri Mukti (olahan rempah-rempahan jahe dan temulawak bubuk dari Kabupaten Tanah Bumbu), Ahmad Ridho (Budidaya dan olahan madu murni dari Kabpaten Banjar), Abdurrahman (olahan jahe dari Kabupaten Banjar) dan Purnomo (olahan kopi dari Kabupaten Tanah Laut).
Menurut Project Manager PPIU Kalsel, Angga Tri Aditia Permana, hal ini diperlukan agar para petani muda mampu mengoperasikan platform e-commerce untuk mencari potential buyer sehingga dapat melaksanakan komunikasi dan negosiasi harga, menyiapkan dokumen ekspor serta menentukan harga jual produk ekspor dan berkordinasi dengan perusahaan logistik.
Selain mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas, mereka juga mengikuti uji kompetensi dari BNSP dengan skema perdagangan ekspor.
Diharapkan setelah dilatih, peserta Pelatihan Smart Agribisnis dan Pelatihan dan Sertifikasi Ekspor, dapat menjadikan Smart Farming, Kredit Usaha Rakyat dan Networking sebagai amunisi dalam membangun usaha pertanian.[adv]