BANJARMASIN - Kualitas sebuah pelaksana pendidikan dapat dinilai dari berbagai macam aspek. Salah satunya adalah dengan menilai ‘produk akhir’ dari perguruan tinggi maupun sekolah tersebut, yaitu lulusan atau alumni.
Dalam konteks itu, setiap pelaksana Pendidikan termasuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan lingkup Kementerian Pertanian (Kementan), yakni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) serta Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMKPP), memiliki kepentingan untuk mengetahui kualitas alumninya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengingatkan lulusan Polbangtan, PEPI, SMKPP untuk menggunakan semua akses teknologi yang ada, guna mendukung pembangunan sektor pertanian menuju maju, mandiri dan modern.
"Semua ilmu sudah diberikan. Mulai teori sampai praktik dan pelatihan. Semua aplikasi digital harus dimandaatkan. Pakai itu smartphone, tidak hanya untuk ber-whatsapp-an manja, juga untuk mencari ilmu dan memajukan pertanian Indonesia," kata Syahrul.
Dia mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah sektor paling strategis, karena saat banyak negara tumbang akibat krisis dunia, pertanian hadir sebagai solusi dan menjadi penyanggah utama ekonomi bangsa.
Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan juga memprogramkan penumbuhan wirausaha muda pertanian untuk mempercepat regenerasi petani.
Alumni Polbangtan, PEPI dan SMKPP merupakan sasaran program utama sehingga pendekatan bersifat inspiratif harus dilakukan dengan menggunakan strategi kolaboratif dan komunikatif yang dirancang dengan baik, terukur, terkoordinasi dan berkesinambungan.
Ketika ditanyakan terkait penelusuran lulusan pendidikan vokasi, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan komunikasi berbasis digital merupakan sarana paling efektif untuk teacer study alumni mengingat alumni saat ini sudah berada di luar kampus.
“Kita membutuhkan sistem penelusuran alumni Polbangtan, PEPI serta SMKPP N. Aplikasi tracer study merupakan sistem penelusuran alumni yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan bahkan salah satu kriteria penilaian dalam akreditasi adalah tingkat kebekerjaan alumni yang dimonitor melalui aplikasi ini,” ungkap Dedi.
Sebagai bentuk dukungan diatas, Unit Pelaksana Teknis Kementan yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Banjarbaru melalui kegiatan Program Yess, melaksanakan Forum Grup Discussion, Graduate Tracer Study di Hotel Rattan In, Banjarmasin, Senin (20/3/2023).
Kegiatan ini sendiri untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan kualitas lulusan SMK-PP Negeri Banjarbaru di lingkungan Kementerian Pertanian, dilakukan Tracer Study bagi lulusan dan pengguna lulusan tahun lulus 2020-2022.
Hadir dan membuka kegiatan, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menyampaikan, “Harapan kami pihak perusahaan menyampaikan apa yang diperlukan, skill-skill apa yang diperlukan baik hard atau soft skill nya, karena ini menjadi perhatian kami sebagai sekolah untuk menciptakan lulusan (job seeker) yang sesuai dengan kebutuhan IDUKA,” papar Budi.
Budi menambahkan, bagi para-alumni bisa bercerita setelah lulus dan bekerja di perusahaan, apa saja yang reel bermanfaat saat bekerja. "Mohon juga memberikan usulan apa yang memang diperlukan, sehingga kami bisa menyiapkan kepada adik kelas kalian menjadi lulusan yang siap bekerja dan berwirausaha d bidang pertanian,” pungkasnya.
Kegiatan selama 2 hari ini mengundang dari Dunia Industri dan Dunia Kerja (Iduka), Alumni yang bekerja di IDUKA, Alumni yang berwirausaha, dan Guru SMK-PP Negeri Banjarbaru.
Adapun kegiatan yang dilakukan di antaranya: Design and key findings IFAD on Graduate Tracer Studies, Hasil Uji Petik Graduate Tracer Studies Tahun 2023, Umpan Balik Alumni, Umpan Balik Pengguna Lulusan, Rekomendasi sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di SMK-PP Negeri Banjarbaru terhadap mutu lulusan, dan rencana tindak lanjut.[]
Penulis : Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru