BANJARBARU - Keterbatasan modal bagi para pelaku usaha pertanian sering kali menjadi momok tersendiri yang akan menghambat peningkatan skala usaha, dan itu dinilai akan menghambat pembangunan di sektor pertanian.
Untuk itu, melalui program strategi TANI AKUR, Kementerian Pertanian (Kementan) menjadikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai salah satu sumber pembiayaan yang dapat mempermudah akses Petani Milenial terhadap pembiayaan dari perbankan penyalur KUR dan akan berdampak pada meningkatnya produktivitas sektor pertanian nasional.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan selalu mendorong pelaku usaha dan petani untuk memanfaatkan dan mengakses fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). Termasuk jika ada pelaku usaha yang akan mengembangkan integrated farming.
“Jika menengok serapan KUR pertanian tahun 2021, maka track record-nya terbilang cukup baik,” tegasnya.
Mentan mengatakan bahwa alokasi dana melalui KUR menyasar para pelaku di bidang pertanian baik pelaku usaha kelompok maupun perorangan.
“Hampir untuk seluruh sektor pertanian, jadi apa saja terkait sektor pertanian, atau usaha pertanian, itu memang kita dorong untuk mengambil KUR, ” ujar Mentan SYL.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa sesungguhnya TANI AKUR adalah program pembangunan wirausaha muda pertanian,
“Saya yakin seyakinnya bahwa program TANI AKUR ini dapat menjawab tantangan pembangunan pertanian kita. Ingat keberlanjutan pertanian kita tergantung regenerasi petani kita. Di saat yang sama pembangunan pertanian kita juga tergantung dengan kesuksesan program agribisnis pertanian," tuturnya.
Mengusung konsep talkshow, pada kegiatan Public Hearing dengan tema sosialisasi TANI AKUR yang dilaksanakan di Aula SMK-PPN Banjarbaru hadir sebagai narasumber, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti, Jumat (23/9/2022).
Idha mengungkapkan bahwa Program Petani Milenial akses Kredit Usaha Rakyat “Tani Akur ”Ini merupakan Upaya mempercepat Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian, serapan tenaga kerja perdesaan dan penguatan sentra produksi pangan nasional.
Sosialisasi ini sendiri menurut Budi, Kepala SMK PPN Banjarbaru, adalah dalam rangka memperkenalkan salah satu jalan keluar bagi para petani milenial yang akan mengembangkan skala usahanya namur terkendala dalam hal permodalan.
Selain itu, sosialisasi ini juga untuk mengajak pengajar, baik guru maupun dosen agar dapat memberikan motivasi bagi para siswa maupun mahasiswa agar mau ikut terjun ke sektor pertanian, baik sebagai job seeker maupun sebagai job creator.
Ajakan ini pun disambut baik oleh peserta yang hadir. Salah satunya adalah Sri Ningsih. Mahasiswi dari Politeknik Negeri Tanah Laut (POLITALA) mengakui sangat ingin terjun ke sektor pertanian, namun dirinya terkendala permodalan.
Sri mengakui dengan adanya sosialisasi tani akur ini ia menjadi mendapat gambaran jelas bahwa sejatinya menjadi petani millenial sekarang sangat mudah. Terlebih dengan adanya Tani Akur ini, lebih mempermudah lagi bagi milenial, baik dalam mengembangkan skala usaha maupun memulai usaha di sektor pertanian.
Dalam kegiatan ini, turut hadir dari Bank Syariah Indonesia, perwakilan dari beberapa univeritas di Kalimantan Selatan, sekolah menengah kejuruan, dinas terkait, mobilizer dari program YESS, dan tidak terkecuali petani milenial yang ada di Kalimantan Selatan.[adv]
Tags
smkpp