KEGIATAN berskala lintas negara, Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2022, telah mengumumkan nama penyair dan karya sastranya (puisi) yang lolos kurasi pada 15 Juni 2022.
Ada 6 Penyair Kalimantan Selatan (Kalsel) yang lolos kurasi, yaitu Ali Syamsudin Arsyi, Ariffin Noor Hasby, A. Rahman Al-Hakim, Buya Al Banjari, Fahmi Wahid, Hudan Nur dan Rezqie M.A. Atmanegara.
Para penyair Kalsel ini menarikan aksara merangkai kata menebar rasa merangkul jiwa bersama tokoh-tokoh sastra Indonesia, seperti Acep Zamzam Nor, Ahmadun Yosi Herfanda, Asrizal Nur, D.Zawawi Imron, Raudal Tanjung Banua dan Sutarji Calzoum Bachri, serta tokoh sastra lainnya di kawasan rantau melayu dari berbagai negara (Indonesia, Malaysia, Sungapura, Brunai Darussalam, Thailand, Miyanmar, Vietnam, Kamboja dan kawasan lainnya) dalam FSIGB.
“Dari hasil penyaringan penulis dari ribuan karya terseleksi maka yang lolos kurasi tidak kurang dari 500 penyair/penulis, baik dari dalam maupun dari luar negeri,” kata Dato’ Sri Lela Budaya, Rida K Liamsi melalui siaran persnya pada Senin, 20 Juni 2022.
Lebih lanjut dikatakan, karya-karya tersebut akan diabadikan dalam dua buku, yaitu buku dengan tajuk Jazirah 11 dan buku Jazirah 12. Untuk tahun 2022, FSIGB akan dipusatkan di Tanjung Pinang, Pulau Lingga serta sejumlah tempat lainnya.
“Materi acara selain seminar peluncuran buku juga pementasan baca puisi disejumlah panggung yang telah disiapkan,” jelasnya.
Penyelenggaraan event sastra tahunan FSIGB dilaksanakan oleh Yayasan Jembia Emas bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kepri, dengan dukungan berbagai pihak lainnya. Festival literasi yang sudah mulai diadakan sejak tahun 2018 ini, akan diselenggarakan dari tanggal 24 sampai 26 September 2022, sebagai bahagian dari Perayaan Hari Hari Jadi Provinsi Kepulauan Riau ke-20 (24 September 2002- 2022).
FSIGB kali ini masih akan diselenggarakan dalam suasana pandemi, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan akan diisi dengan kegiatan antara lain:
Penerbitan 3 buku antologi puisi bersama Jazirah Sebelas, Jazirah Dua Belas, Jazirah Tiga Belas dan buku antologi tersebut akan diluncurkan pada malam pembukaan FSIGB 2022, pada 24 September 2022 di Tanjungpinang bersama dengan peluncuran 5 buah buku sejarah tentang Kepulauan Riau.
Penyerahan Anugerah Budaya Jembia Emas 2022 yang akan diserahkan pada malam pembukaan FSIGB 2022. Seminar internasional sastera dengan tema “Dunia Melayu dan Tradisi Kebersaraan”, yang diadakan secara daring dan luring dengan sejumlah pembicara budayawan/ sastrawan Asean.
Pekan baca puisi oleh para penyair undangan dan peserta FSIGB 2022 , baik secara daring maupun luring yang berlangsung selama sepekan (24 sampai 30 September 2022) di beberapa tempat di Tanjungpinang dan juga disiarkan melalui channel FSIGB 2022 di Youtube.
Peluncuran bersama 100 buku puisi para penyair peserta FSIGB 2022 di Pulau Pengujan, bersamaan dengan event ziarah budaya peserta ke tempat Pujangga Besar Melayu dan Pahlawan Nasional Indonesia, Raja Ali Haji.
Kemudian ada Semalam di negeri Lingga, yaitu pesta budaya dan kuliner khas Melayu Kabupaten Lingga, pada malam penutupan 26 September 2022, serta kegiatan lain sebagai bagian dari event tahunan ini.
Adapun daftar lengkap penyair yang lolos kurasi untuk antologi bersama Jazirah Sebelas sebanyak 308 nama penyair yang puisinya terpilih, yaitu:
A.Rahman Al-Hakim (Senjakala Duhai Bunda Pertiwi), Abdul Kadir Ibrahim (Garam Cinta), Abdul Khair Ibni Faridi (Geladak Garang), Abi Jundi (Pesan dari Camar), Abham TR (Bicara), Ace Sumanta (Sabda Pulau Purba).
Acep Zamzam Nor (Rubiah), Achyar Permana (Khatulistiwa Sang Sadik), Adriansyah BM (Bunfa Rantau), Aduka Putera (Karam di Laut Madu), Agusri Junaidi (Pulang Ke Rumah), Agoes Andika (Melukis Laut), Agustav Triono (Di Tepi Laut), Agus Takariyanto (Bersaudara Pada Laut), Ahmad David Kholillurrahman (Pelayaran Bahasa Melayu), Ahmad Kohowan (Barangkali Kata).
Ahmadun Yosi Herfanda (Rahasia Laut), Ainun Ahmad (Menuju Dermaga Cinta Mu), Alang Dilaut (Tuan, Kata Kataku Telah Mati), Alena Sukesi (Aku Lautmu), Alex Robert Nainggolan (Jantung Penyair), Ali Ibnu Anwar (Pintu Rumah).
Ali Syamsudin Arsyi (Selain Laut ataukah Hanya Sebagai Laut), AM Hamamsuri (Kata Kata Yang Mengembara), Amierda MH (Laut Sejarah), Apri Medianingsih (Sedalam Samudera), Ardi Darmaji Woko (Di Pantai Hari Esok), Ardiansyah Alamsyah (Ombak yang Senantiasa Menghempas di Bibir Pantai).
Ardi Susanti (Janji Laut) Armawi Khahar (Palung Selat), Arnita (Kepada Kau), Ariani Isnamurti (Amuk Deburanmu), Arif Hadri Jafri (Cengkerang Pantai Trikora), Arifin Nor Hasby (Laut yang Tersesat di Jemariku), Asikin Hidayat (Di Kedalaman Laut), Asmariah (Berangkatlah Kata Kata).
Asrizal Nur (Pengembara Kata Kata), Ayoe Sri Wahyuni (Melipat Kata dalam Ribuan Musim), Awa TM (Rindu Peristiwa), Awang Abd Muiz (Pada Laut yang Tersisa), Awi Anjung (Kuseru Namamu yang Tenggelam di Laut Pilu), Azizah AK (Cinta Tenggelam Di Laut Nista).
Baharuddin Amir (Transenden), Bambang Kariyawan (Kupungat Kata pada Asin Lautmu), Bambang Widiatmoko (Pembuat Perahu), Barakatus Jeh (Lautan Matamu), Bertold A Sinaulan (Tangkapan di Lautan), Berty Asmara (Selat Melaka, Menjadi Jiwa), Bramilyas (Laut Malam), Budi Hatess (Sebuah Variasi Tentang Labuhan Maringgai), Bunda Swanti (Aku Masih di Sini), Buya Al Banjari (Mutiara Hidup dan Kehidupan), C.Ika Wedarningsih (Perahu Mimpi), Christiya Dewi Eka (Laut yang Menanam Kata kata).
D.Zawawi Imron (Makna Paraumu), Dance S Muis (Dia di Luan Sampan), Dahrial Iskandar (Rotasi Kata Pada Laut), Dalle Dalminto (Laut dan Kembara Kata Kata), Darmauli Justina (Mengenang Laut di Negeri Tanpa Laut), Dayangku Mastura (Ombak Persahabatan), DG Kumarsana (Kubuat Laut), Den Aslam (Aldabra), Denesa Ekalista (Menjemput Aksara).
Deni Afriadi (Dawat Laut), Deni Nugroho (Ombak Berpuisi), Desi Arisani (Jarak Kata), Deviyah (Laut Bercerita), Dewa Putu Suhadewa (Naga Laut), Dheni Kurnia (Zamrud Laut nan Molek), Diana Ries (Sekeping Cerita), Dien Fahru Dien (Rindu Yang Kekal), DM Ningsih (Aku dan Laut), Dupita Sun Aluwih (Laut Pagi Hari), Dzakwan Ali (Terdampar di Lautan).
Eddie MNS Sumanto (Di Laut Keindahan), Eddi Pranata PNP (Sampan itu Akhirnya Menepi juga), Edrida Pulungan (Ayat Ayat Ombak), Efendi Kadarisman (Tergoda Cakrawala), Eka Novirna (Karimun), Elizabeth Tri Ningsih (Hari Ini), Elma Shams (Pelabuhan Sementara), Eman Zaruddin (Lautan Kata Kata), Emi Suy (Laut), EW Yogaswara (Di Keheningan Laut, Kata kata Berbisik), Ezanee Haji Daud (Camar Yang Bercerita).
Fahmi Wahid (Laut yang Mengajari Aku Jadi Perahu), Fakhrunnas MA Janbar (Doa Terubuk dan Sekalian Ikan di Lautan), Fatah Yasin Nor (Gulali), Fati Suwandi (Dari Sebuah Rumah, Di Ujung Senja, Firdaus Herliyansyah (duapuluh senja dan Musim Beriak), Firman Wally (Laut Menghempasku ke Masa Lalu).
Gambuh R Buseno (Kesaksian Buih Aksara pada Pasir), Gimien Artekjursi (Episode Reklamasi), Griven H Putera (Gadis Okianos), Gurit Asmara Ruci (Penyair Laut), Gusmarni Zulkifli (Perempuan yang Memeluk Ombak), Gustin Cindrawarsih (Kepada Lautan), Guswita Ramli (Laut adalah Lautan).
Hasan Aspahani (Daftar Peryanyaan Untuk Semut di Seberang Lautan), Hasanuddin WS (Laut yang Mana, Darat yang Mana), Hairul Izuan (Duyung yang Memegang Pisau), Hameed Ismail (Seumpama Laut dan Pantainya), Hamri Manoppo (Laut dan Kembara Kata Kata), Harfan Min Kitabillah (Mata Prasasti), Hartinah Ahmad (Penyimpan Rahasia), Haryatie Ab Rahman (Kepulauan Kata Kata), Hening Wicara (Sahabat Pengembara).
Henni Hendrayani (Di Pantai, Seorang Anak Melukis Ibunya), Herman RN (Menyimak Laut, Menyimak Maut), Hermawan (Lembayung), Heru Untung Laksono (Numa), Humam S Hudori (Akan Kutulis Sajak di Langit), H.Shobir Poer (Jejakku Sampai Padamu), Hudan Nur (Berlayarlah Kata), Husin Sutanto (Riwayat Kata Kata), Husnizar Hood (Laut yang Berhenti Bicara), Husnu Abadi (Burung Camar itu Terbang Kembali).
Ibrahim Gibra (Dimana Angin Laut Menyimpan Kenangan?), Ibrahim Rasyid Zamzami (Mengenal Weje), Ihsan Subhan (Semedi), Iis Singgih (Ikan Ikan yang Menuju Mercu Suar), Iman Sembada (Di Lautmu Ombak Tidur tidur), Indrawati Sugiatiningsih (Muara), Irawan Sandhya Wiraatmaja (Beberapa Jam Sebelum Katakata), Irawanto Rawi Almudin (Kembara Kata Kata), Isbedy Stiawan Z S (Menghadap Laut), Iswadi Bahardur (Kartini, Catatan dari Jepara).
Jaka Juni (Pada Labuhan ini), Juliana (Laut Zulaika), Jasman Bandul (Kau adalah Muara Anggun, Tempat Kapal Kapal Bertambat), Jauza Imani (Perahu Perahu Bersayap), Juwaini (Nusantara, Cakrawati Samudrra), Kathirina S Tati (Perempuan yang Memilih Derita), Kazaini Ks (Senja di Pelantar Kecil), Kunni Masrohanti (Laut yang Tak Lagi Biru di Mataku), Kurnia Efendi (Melarung Lancang Kuning).
L Suriyajaya (Katamu Laut Datar), Leenda Madya (Mengenangmu Melebihi Mencintai Laut dan Langit), Leni Salindri (Laut Yang Kehilangan Jalan Pulang), Lia Rahmayati Putri (Bersama Laut yang Menenggelamkan), Lily Siti Multatuliana (Aksara Cinta), Listi Mora Rangkuti (Laut dan Suku Laut), Loris Oktiya (Marmaid di Pantai Galang).
M Anton Sulistiyo (Seseorang di Pelabuhan Kecil), M Natsir (Pria Rugby), Mabulmaddin Shaiddin (Aku Suka Padamu), Mahan Jamil Hudani (Bubul, Esok Lautan Rindu Itu Hanya Untukmu), Maisarah Yacob (Meniti Laut Kegelapan), Marhalim Zaini (Perempuan yang Menunggu di Depan Pintu), Marwanto (Laut Membeku Cintamu), Marzuli Ridwan Al Bantany (Sungai Bukit Batu), Mazli Husma (Laut Hayat), Medri Oesno (Kisah Mengawang), Mena Dewi Lestari (Risalah Laut dan Kembara Kata Kata), Mimi Marviil (Dermaga yang Abadi).
Mintarsih Mimin (Kata Kata yang Kau Tiup), Monda Gianes (Laut Madah), Mohd Khairi Halimy (Membina Kota Amanah), Mohd Rosli Hj Bakir (Rumah Ukhuwah), Muhamnad Abdoe (Rakit Tua), Muhammad Asqalani Nst (Kata), Muhammad Ayub (Lautku), Muhammad Fathkul Arifudin (Karam), Muhammad Febriadi (Ikan Ikan Mengun Bulan), Muhammad De Putra (Menepilah Tuan Kami Menjual Cengkeh Natuna itu), Muhammad Firdaus Rahmatullah (Dari Pantai yang Tenang).
Muhammad Haji Salleh (Apa Rupa Sejarah ?), Muhammad Iskandar (Air Mata), Muhammad Lefand (Hujan yang Mengirim kabar Laut dan Pulau pada Rindu), Muhammad Riski Azhar (Di Atas Jembatan Dompak), Muhammad Sabri (Laut adalah Perempuan), Muhammad Saroni (Kubisikkan Rindu pada Buih di Pantai), Muhammad Salleh Rahamad (Laut KataKata, kata kata Laut), Muhd Khatim Othman (Laut dan Langit), Muji Lestari (Laut Peneduh Jiwa), Mukminin Gading (Harapan pada Sebuah Kapal), Mukti Sutarman (Padahal Sajakku), Murparsulian (Mengeja Ombak), Muslih Marju (Pantai Gemah), Musthamir Thalib (Esah), Mustapa Ismail (Lelaki Laut).
Nabil Syah Pranata (Kembara Laut), Nanang R Supriyatin (Laut), Nandra Mauliya Arif Fani (Taman Fiolin), Netty Indarti (Mengembara), Ngakan Made Jasub Sikan (Perahu Diksi, Laut Lepas), Nelli Gusmita (Enternal Patrol), Ni Wayan Idayati (Dermaga), Nia Samsihono (Rindumu Itukah Rinduku), Ning (Cemburu pada Laut), Ng Adi Nugroho (Ibu, Tunggulah Aku di Kesunyian Dermaga), Nok Ir (Satire Kampung Pasir).
Norham Abd Wahab (Straat Brower), Noorca M.Massardi (Cinta Dalam Laut), Novia Rika (Dunia Dalam Dirimu), Nunung Noor El Niel (Jangan Menabur Garam di Atas Luka), Nurdiana Simbolon (Kata yang Bertuan), Nur Min Fadillah (Lautan Ciptaan Menakjubkan), Nurul Fawadi (Aku Anak Nelayan), Nurul Niken Diwanti (Garis Laut Kehidupan), Nyoman Sukaya Sukawati (Lukisan Muara .
Pringadi Abdi Surya (Batu Hiu), P Nuraini (Debur Ombakmu dalam Lautan Tasbihku), Priska Putri Asmiranti (Kasidah Kesunyian), Putu Fajar Arcana (Gipsy Laut), Putra Manuaba (Lautan Cinta), Qonitah Rifda Zahirah (Segara Rindu).
Ragdi F.Daye (Di Pantai Tempat Ombak Pecah dan Kembali), Ramli Marpaung (Cerita Tentang Laut), Ramon Damora (Mak Rhapsody), Rani Iswari (Larut), Ratna Ayu Budhiarti (Ode Untuk Inggit), Raymon Lemosol (Sepotong Kata di Lautan Air Mata), Raudal Tanjung Banua (Laut Laut Kembara : Ada yang tak Surut Menghela Kata Kata), Rauzil Amriza Shamsir (Menunggu di tepi Dermaga), RD Faschal (Melobangi Kata), Refdinal Muzan (Pusaran Waktu), Reisa Mulyanto (Kisah Anak Kapal), Rendra Setyadiharja (Andai Saja Kau Tidak Diselingkuhi), Rezqie M.A. Atmanegara (Tawanan Laut Mabuk), Rida Nurdiani (Rimbun Belantara Kata Kata).
Rida K Liamsi (Sang Pengembara), Riki Utomi (Layar), Rincinailatul Agustin (Dewasa Laut), Rini Intama (Dalam Kembara Kata Kata, Akulah Suara dari Bawah Laut), Riri Satria (Kanvas Malam ku), Riska Widiana (Tubuh Laut), Rissa Churia (Pada Kembara Kata, Sepi yang Memabukkan), Riza Pahlefi (Tanjung Jati), Rozeline Vitalis (Kanvas Cinta), Rizal Pratama (Pawang Penyair), Roslan Madun (Kalbu), Rommy Sastera (Darmaga Cinta), Romi Wahyu (Narasi Badai di Laut Lepas), Rosy Nursita Anggraini (Sekali), Rosso Titi Sarkoro (Nun).
S.Arimba (Onrust), Sabariah Aning (Sia Sia Mengeja Ombak), Salman Yoga (Lima Layar Kata Kata Ibnu Batutah), Sam Mukhtar Chaniago (Suatu Petang di Pantai Balekambang), Samsa Haris (Membaca Gerak Angin), Samsudin Adlawi (Kecipak Ombak), Samson Rambah Pasir (Melaut Rinduku), Sami’an Adib (Risau Bakau), Sahaya Santayana (Garis Ombak), Sefi Ariswanto (Seraut Wajah Laut), Sepriyadi (Kontraversi), Shafwan Hadi Umri (Layla Aku Bukanlah Majenun).
Shairazi Muhammad (Bejana Bernanah), Shamsudin Othman (Gelombang Makrifat Ufuk Timur), Sholikin (Yang Tertinggal di Dermaga), Siamir Marulafau (Kerinduan yang Tak Sirna), Slamat Suryadi (Di Kedalaman Laut), Sitti Salmah (Bintan Selesai Membaca Aku), Soe San Lim (Petuah Laut), Sosonjan Akhan (Isyarat Samudra), Sudiyanto (Pucuk Pucuk Gelombang), Sugiono Mp (Laut Menangis), Sukoso DM (Ketika Senja Mulai Luruh), Sultan Musa (Larik Suluk Kembara), Suhandayana (Prajurit Dewa Ruci).
Sutarji Calzoum Bachri (Mengingatmu), Sutlirman Eka Ardhana (Ketika Laut Bernyanyi), Suyadi San (Tsunami), Syafaruddin Marpaung (Gelombang Pasang, Menabur Luka), Syafaruddin Saleh (Andai Mencintai Laut), Syaiful Anwar (Pelabuhan Hati), Syarifah Laila Hayati (Aku dan Pena), Syarifuddin Arifin (Melautkan Ludah), Syaufi Anwar Sabran (Kupukau Kau), Syuman Saeha (Kemana Kau Berlayar), Sriwati Hj Labot (Ombak Rindu), Sri Shanti Hoeroyani (Romansa Lautan).
Tarmizi Rumah Hitam (Sajak Rumah Hitam 18052022), Taufik Ikram Jamil (Semua Laut), Teja Al Habd (Rindu Sepenggal Musim). Tien Marni (Melaka), Titin Ulpianti (Kepada Laut Aku Mengembara Bersama Kata Kata), Titiek Setyani (Buih), Theresia Citraningtiyas (Merengkuh Raja Empat), Tri Astoto Kodarie (Di Atas Perahu Ingatan), Tri Wulaning Purnami (Kaulah Lautan Kata kata), Tuti Susilowati (Pesona Laut).
Udi Hariati (Membaca Laut), Ulfatin Ch (Catatan Kapal), Umar Tajudin (Peradaban), Umar Zein (Petarung dan Perindu), Uun Purnasih (Dzikir di Kaki Langit), Wahyu Toveng (Mayat Mayat Ikan), Waidah (Menunggu di Dermaga), Wannofri Samry (Ada yang Menembus Rahasia), Wan Samsi (Puisi Anak Laut), Wanto Tirta (Timba Sumur Kata Kata), Warih Wisatsana (Nun), Wayan Jengki Sunarta (Larik Ombak), Wien H (Ombak Pantai Selatan), Willy Ana (Ada Apa dengan Laut ?), Wirja Taufan (Berlayar Tanpa Laut), WS Djambak (Bono).
Yahya Andisaputra (Percakapan Laut), Yatiman Yusof (Musim Gugur), Yeyen Kiram (Di Sepanjang Pelabuhan), Yuanda Isha (Surat yang Tertinggal di Teluk Bakau), Yuliani Kumuwasdari (Hari Baru di Pantai Sanur), Yusran Arifin (Melayari Kata), Zackyn Chan (Nasehat Nelayan pada Anaknya), Zamhir Rampak (Membujuk Laut), Zuliana Ibrahim (Elegi Sebuah Kata Tanjungpinang, 16 Juni 2022).
Para penyair yang puisinya lolos kurasi ini, akan mendapat sebuah buku antologi puisi bersama Jazirah Sebelas, secara cuma cuma. Penyair yang tidak bisa berhadir secara langsung dalam FSIGB 2022 di Tanjung Pinang, buku antologi puisinya akan dikirim ke alamat penyair melalui jasa kantor pos Indonesia.[]
Penulis : Abdurrahman Al Hakim
(ARAska Banjar)
Tags
Humaniora