PALANGKA RAYA - Bermodalkan mesin jahit yang terlihat sudah tua, Eko (27) seorang perantau dari Jawa Timur di Kota Palangka Raya melayani jasa permak pakaian.
Setiap hari, pria tersebut bekerja melayani para pelanggannya di pinggir jalan RTA Milono Km 6,5 dengan beratapkan terpal dan berlantai dari papan kayu.
"Sekitar tiga tahun ini saya buka lapak permak pakaian disini mas," ungkapnya sambil menggoyangkan kakinya untuk memutar roda mesin yang terbuat dari rangkaian besi berwarna hitam dan tampak tua itu, Rabu (16/4/2022).
Diuraikannya, pekerjaan yang digelutinya tersebut lebih dikenal dengan sebutan permak levis (salah satu merk celana dan jaket, red).
Padahal, akunya, pekerjannya tersebut tidak hanya mengubah atau memotong untuk jenis tertentu saja melainkan semua pakaian bisa kerjakan.
Tapi, kebanyakan yang meminta jasanya tersebut untuk memotong dan mengecilkan pakaiannya. Ada juga minta jahitkan kembali karena pakaiannya ada yang robek.
"Kadang saya mengerjakan celana, baju, dan pakaian lainnya untuk semua usia. Kadang ada yang kepanjangan minta dipotong, dan ada juga yang minta dikecilkan karena kebesaran," tuturnya.
Untuk upah dari jasanya tersebut ia tidak mematok pasti, melihat dari banyak dan tingkat kesulitannya dikerjaan baru disepakati antara dirinya dengan orang yang meminta jasanya.
"Yah mas, saya tidak mematok pasti. Intinya saya dan para pelanggan senang serta ikhlas," imbuhnya.
Ketika ditanya pundi-pundi rupiah yang ia hasilkan setiap harinya, pria murah senyum dan suka bercanda itu enggan menyebutkan.
"Disyukuri aja mas untuk berapapun rezeki yang didapat setiap harinya. Yang pasti cukup untuk kebutuhan hidup, kalau ada lebihnya ya ditabung," tukasnya sembari mengaku sudah dua tahun ini tidak bisa pulang ke kampung ke pulau jawa.[kenedy]
Tags
Humaniora