PERLINDUNGAN terhadap para pemuda dari paparan paham radikalisme dan terorisme terus dilakukan, satu di antaranya dengan workshop.| foto : syarif
BANJARMASIN - Workshop bertajuk Ekspresi Indonesia Muda digelar Bidang Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Selatan di Gedung PWI Kalsel, Banjarmasin, Rabu (20/4/2022).
Mengusung tema "Pelibatan Pemuda Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Dengan Pitutur Kebangsaan", kegiatan ini diikuti 115 orang, terdiri dari pelajar, mahasiswa dan perwakilan organisasi kepemudaan di Kalsel.
Ketua FKPT Kalsel, Aliansyah Mahadi mengatakan, kegiatan ini merupakan kolaborasi pihaknya dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), guna memberikan perlindungan terhadap para pemuda dari paparan paham-paham radikalisme dan terorisme.
Dijelaskannya, dari data tahun 2020 sebanyak 15,2 persen masyarakat masuk dalam indeks potensi radikal.
"Data menunjukan 85 persen dari 15,2 persen yang masuk dalam indeks potensi radikal itu adalah anak muda. Ini hal yang luar biasa," ucapnya.
Belum lagi, ujarnya, penyebaran konten-konten berbahaya di media sosial yang membayangi para generasi muda.
"Untuk itu kegiatan ini adalah upaya kita membentengi para kaum muda. Paling tidak mereka memiliki bekal untuk menangkal intoleran dan faham radikal," lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan BNPT RI, Brigjen Pol Imam Margono yang hadir sebagai pembicara memberikan penjelasan tentang pentingnya upaya untuk membentengi para pemuda dari faham- faham radikal.
"Kaum muda saat ini adalah pengguna dominan media sosial dan sebagian cenderung menyukai konten-konten intoleran. Untuk itu kita literasi agar mereka bijak dalam menggunakan media sosial," jelasnya.
Meski demikian, Ia menyebut potensi kaum muda terpapar paham radikal di Kalsel masih dalam taraf aman, sehingga penting diberikan benteng sejak dini.
Berbeda halnya dengan beberapa daerah di luar sana yang memiliki potensi lebih tinggi di kalangan muda.
"Di Kalsel ini ini masih taraf aman. Masih soft dan cool, untuk itu harus kita bentengi agar tidak keluar dari zona soft dan cool itu," lanjutnya.
Selain workshop seperti ini, BNPT bersama FKPT juga telah melakukan sejumlah kegiatan pasca terorisme. Seperti pembinaan terhadap Napiter dan keluarganya yang meliputi pembinaan wawasan kebangsaan, wawasan agama dan wawasan entrepeneur.
"Deradikalisasi melalui pembinaan-pembinaan terhadap Napiter dan keluarganya terus kita lakukan. Agar mereka bisa kembali ke masyarakat," tutupnya.[aan]
Tags
Humaniora