PENYERAHAN beasiswa bagi anak terdapak Covid-19 oleh Wakapolda Kalsel, Brigjen Pol Mohamad Agung Budijono didampingi Dirkrimsus, Kombes Pol Suhasto.| foto: Humas Polda Kalsel |
BANJARMASIN - Pandemi Covid-19 sungguh menyisakan cerita pilu bagi hampir sebagian besar penderita yang sempat mengalaminya.
Tak sedikit, isteri yang ditinggal mati suaminya lantaran terpapar Covid-19 atau sebaliknya. Bahkan banyak pula anak yang yatim piatu karenanya.
Anak-anak yang ditinggal mati orang tuanya karena terpapar Covid-19 ini, menuntut perhatian semua pihak. Pendidikan mereka tentu harus berlanjut.
Adalah Habibah (10), salah satu dari sekian banyak anak yang terdampak pandemi Covid-19 ini. Nasib malang menimpanya awal 2021 lalu. Ia harus menerima cobaan berat di usia belia. Ayahnya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Sekarang Habibah hidup bersama sang ibu sebagai tulang punggung keluarga. Ia juga memiliki adik yang masih kecil. "Alhamdulillah Bibah dapat beasiswa sekolah," ujar Novi ibu dari Habibah.
Ya, Habibah adalah satu dari 37 anak yang mendapat beasiswa pada acara Dukungan Sikososial Bagi Anak-anak Terdampak Covid-19 yang dilaksanakan Polda Kalsel, bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Kalsel, Jhonlin Group, Hasnur Group, dan Dinas Sosial, Selasa (2/11).
Selain pemberian beasiswa, ada 60 anak terdapak Covid-19 diajak mengikuti permainan dalam kegiatan tersebut. Tujuan tak lain untuk menghilangkan traumatik akibat kejadian berat yang mereka alami.
"Karena mereka lebih rentan terdampak psikologinya. Belum bisa memahami situasi dan kondisi, apalagi sampai kehilangan orangtua," ujar Wakapolda Kalsel, Brigjen Pol Mohamad Agung Budijono didampingi Dirkrimsus Kombes Pol Suhasto, dan Dirpolair Kombes Pol Takdir Mattanete usai membuka acara.
Pendamping terhadap anak itu kata Agung sangat perlu dilakukan. Mereka sudah seharusnya mendapat perhatian dan kasih sayang di saat mereka kehilangan figur orang tua.
"Teman-teman Himpsi dan psikologi SDM membantu agar ia tidak Down. Agar mereka tetap semangat, dan terus belajar sebagai penerus bangsa," imbuh Wakapolda.
Ketua Himpsi Kalsel, Sukma mengungkapkan untuk peserta yang mengikuti pemulihan sikologi ada sebanyak 60 anak.
Pemulihan psikologi dilakukan dengan metode bermain. Di situ juga dilakukan observasi terhadap kepribadian anak. Apakah persoalan berat yang mereka alam berpengaruh terhadap kepribadiannya atau tidak.
Jika saat bermain ditemukan ada kejanggalan, misal banyak diam dan melamun, maka selanjutnya akan diberikan konseling baik terhadap anak maupun orangtuanya.
"Ketika bermain apakah cenderung diam, mungkin akan didalami. Misal apakah anak sering mimpi buruk, ada kondisi berbeda sebelum dan sekarang," jelasnya.
Adapun perwakilan dari Jhonlin Group, Rikval Fachruri mengungkapkan pihaknya turut berpartisipasi dalam pembinaan dan bantuan sosial terhadap anak terdampak Covid-19 sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat.
"Ini langkah-langkah Jhonlin membantu di bidang sosial. untuk anak-anak yang terdampak Covid-19 yang mereka juga kehilangan orangtuanya," ucap Rikval.
Rikval mengungkapkan, 37 anak yang menerima beasiswa tersebut sudah dipilih. Di mana mereka harus kehilangan orang tua akibat terpapar Covid-19.
"Pemberian beasiswa kepada anak yang terdampak secara langsung ada 37. Kemudian ada lagi tambahan dari CSR. Beasiswa diberikan dari SD hingga mereka SMA," pungkas Rikval.[milhan rusli)l]
Tags
Humaniora