KOMISI IV DPR RI dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang kembali menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh, Sabtu (21/08/2021).
Kegiatan ini diselenggarakan di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat dengan mengambil tema "Digitalisasi Pertanian".
Modernisasi pertanian sudah mulai diterapkan Kementerian Pertanian (Kementan) sejak 4,5 tahun yang lalu melalui kerangka Revolusi Industri 4.0 atau dikenal juga sebagai Pertanian 4.0.
Menurut Daniel Johan, Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Kalbar dari Fraksi PKB pada sambutannya, Implementasi Pertanian 4.0 didefinisikan sebagai Smart Agriculture, Smart Farming, Precision Agriculture, dan Precision Farming. Pendekatan dan penerapan sistem pertanian presisi (precision farming) dapat mendukung agroindustri yang berkelanjutan.
“Saya mendukung digitalisasi pertanian di Kabupaten Sambas, karena merupakan strategi yang tepat untuk diimplementasikan dalam situasi pandemi, dimana wabah penyakit merupakan salah satu bentuk ancaman nonkonvensional terhadap keamanan nasional,” ujar Daniel.
Ketahanan pangan Indonesia merupakan masalah domestik terutama dalam menghadapi Pandemi Covid-19.
"Digitalisasi teknologi mobile digunakan untuk inovasi pertanian bertujuan untuk memberikan peluang bagi petani dalam mengakses informasi tentang komoditas pertanian dan pemasaran hasil pertanian," lanjut Daniel Johan.
Turut hadir dalam pembukaan Bimtek, Ketua Perhiptani Kabupaten Sambas, Kepala BBPP Binuang yang diwakili oleh Sub Kordinator Pelatihan Non Aparatur Angga Bayu Saputra, Dosen Politeknik Kabupaten Sambas, para Kordinator BPP serta widyaiswara BBPP Binuang pengampu Digitalisasi Pertanian.
Daniel Johan mengucapkan terima kasih kepada BPPSDMP Kementerian Pertanian atas terselenggaranya Bimtek kali ini.
Ia juga menegaskan kepada 60 petani dan penyuluh yang mengikuti Bimtek agar bersungguh-sungguh mengikuti semua materi agar bisa diaplikasikan dengan baik serta memberi nilai tambah kepada petani.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang mengatakan bahwa dalam menghadapi wabah Covid-19, pertanian tidak berhenti dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional serta meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia agar lebih baik.
“Sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional," ujar SYL.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama.
“Masalah pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. Sudah waktunya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tapi mampu menuju ke off farm, terutama pasca panen dan olahannya. Banyak yang bisa dikerjakan untuk menaikkan nilai pertanian, khususnya pasca panen,” tegas Dedi.[bayu]
Tags
Ekbis