MENYONGSONG Hari Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian, Dr Syahrul Yasin Limpo (SYL) melaunching ekspor senilai Rp7,2 triliun ke 61 negara.
Presiden Jokowi mengapresiasi kinerja sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang mampu bertahan dari pandemi Covid-19. Sektor pertanian juga terbukti menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pertanian salah satu sektor yang mampu bertahan dari hantaman pandemi Covid-19. Nilai ekspor pada 2020 mencapai Rp.451,8 triliun atau naik 15,79% jika dibandingkan 2019 sebesar Rp390,6 triliun,” kata Jokowi saat melepas Merdeka Ekspor Pertanian 2021 secara virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu 14 Agustus 2021.
Presiden mengatakan, ekspor pertanian pada semester I/2021 cukup membanggakan, karena mencapai Rp282,86 triliun atau naik 14,05% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp202,05 triliun.
Peningkatan ekspor pertanian, kata Presiden, juga cukup memuaskan karena berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan petani. Nilai Tukar Petani (NTP) secara nasional pada Juni 2020 mencapai 99,60.
Motivasi berikutnya makin derasnya dukungan kepada Kementan RI untuk merealisasikan Program Kostratani yaitu Pertanian Maju, Mandiri dan Modern, sebagai akibat masih besarnya angka kemiskinan menurut BPS mencapai 51% berada di perdesaan diantaranya 61% merupakan petani.
Widyaiswara BBPP Binuang, Budiono, tentu kondisi ini menjadi tantangan bagi insan pertanian khususnya segenap jajaran Kementerian Pertanian RI. Tantangan ini langsung terjawab sebagaimana telah disampaikan Mentan bahwa dengan membuka ragam jalur pemasaran akan meningkatkan nilai tambah produk pertanian itu sendiri.
"Juga memotivasi pelaku agribisnis, meningkatkan kualitas dan daya saing dengan standar yang makin meningkat dan mampu berkompetisi pada berbagai segmen pasar dengan ragam kualitas dan jenis produk pertanian," jelasnya.
Tentu ini selaras dengan program-program BPPSDMP yang terus disosialisasikan oleh Kepala BPPSDMP, Prof Dedy Nursyamsi M.Agr. Begitu juga oleh Mentan SYL di beberapa kesempatan saat kunjungan daerah.
Beliau senantiasa menyampaikan bahwa kita harus mendorong untuk mempercepat terwujudnya “Petani Merdeka”.
Salah satunya adalah bagaimana para petani mampu mandiri memproduksi sarana produksi baik benih, pupuk organik, pestisida ramah lingkungan
Pada kesempatan pembukaan sertifikasi produksi benih tanaman (padi) di BBPP Binuang, Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati Msi memberikan motivasi agar para peserta sertifikasi mampu mengoptimalkan peluang usaha baik untuk melayani program food estate, dan program lainnya dan yang tak kecil jumlahnya memenuhi kebutuhan benih disekitarnya.
“Oleh karena itu melalui UPT BBPP Binuang, program tersebut dikembangkan dalam kegiatan sertifikasi produksi benih tanaman bagi non aparatur, pada tanggal 18 sampai 21 Agustus 2021," papar Yulia.
“Petani Merdeka” di hari HUT Kemerdekaan RI ke-76 dapat diwujudkan dan perlu dikembangkan lebih lanjut ke seluruh jejaring petani milenial dan andalan untuk memantapkan dan mengembangkan usaha tani di era globalisasi.
Kemampuan produksi benih oleh petani dengan dukungan sertifikasi tentu akan menjadi peluang di era pandemi dan globalisasi dapat dimanfaatkan mengingat negara kompetitor sedang mengalami hambatan iklim ekstrem.
"Saatnya merebut peluang ini dan akselerasi sebagai petani yang merdeka benih yang sementara ini 85% para petani tergantung oleh benih pabrikan yang notabene harganya cukup mahal dan menjadi beban biaya produksi petani," pungkas Yulia.[rilis]
Tags
Ekbis