SELASA 10 Agustus 2021 menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh insan pertanian Indonesia, khususnya ‘Urang Borneo’. Itu karena tepat pada tanggal tersebut, petani dan penyuluh Kalimantan dijadwalkan mengikuti pelatihan petani dan penyuluh yang telah dibuka Presiden Joko Widodo pada 6 Agustus 2021 lalu.
Pelatihan gelombang 9 ini dimulai pada pukul 13.30 WIB sampai dengan selesai.
Presiden Jokowi yang hadir secara virtual dalam arahannya pada saat acara pembukaan menyampaikan, agar petani dan penyuluh mengembangkan diri dan meningkatkan pengetahuan teknis dan manajemen pertanian.
Bahkan di tengah kondisi bangsa yang seperti ini petani dan penyuluh dapat menggunakan internet untuk terus belajar dalam memajukan sektor pertanian.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Sahrul Yasin Limpo (SYL) dalam sambutannya memaparkan, data pertumbuhan ekonomi nasional tercatat minus karena pandemi, namun sektor pertanian justru tumbuh positif.
Hal Ini menunjukan kinerja Kementan sangat baik, dan tentunya tidak terlepas dari perjuangan dan keringat insan pertanian Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional seperti petani, Kelompok Tani, Gapoktan, P4S, petani milenial, KTNA, Perhiptani dan semua pelaku usaha sektor pertanian.
Menteri Pertanian menambahkan, keberhasilan ini tidak lepas dari Daya Manusia (SDM) pertanian yang berkualitas. Peningkatan SDM pertanian berkualitas termasuk prioritas Kementerian Pertanian.
Gelombang 9 kali ini, turut hadir secara virtual oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSMDP) Kementan, Prof Dedi Nursyamsi, selaku penyelenggara Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh ini.
Dalam sambutannya dan paparannya Ia mengatakan, Pelatihan 1 Juta Petani dan Penyuluh ini merupakan upaya untuk menaikkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian secara masif yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian.
"Kementan tetap berkomitmen untuk terus memajukan kompetensi SDM pertaniannya. Sebab, pertanian memiliki posisi penting terkait ketahanan pangan. Secara bisnis, pertanian juga sangat kompetitif dan tidak terpengaruh oleh pandemi Covid-19," jelasnya.
Sebab, lanjutnya, untuk mencapai target produktivitas tinggi harus didukung juga dengan SDM Pertanian yang mumpuni terutama inovasi dan teknologi yang kini makin berkembang. Tentunya hal ini untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Prof Dedi juga menyinggung tentang pupuk berimbang. Ia menjelaskan, pemupukan berimbang adalah penyediaan semua kebutuhan zat hara yang cukup sehingga tanaman mencapai hasil dan kualitas yang tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.
Oleh karena itu, jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Dengan demikian jenis dan dosis pupuk yang diaplikasikan tidak dapat disamaratakan tetapi harus spesifik lokasi
Pelatihan ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya, seperti Ibu Isniati Hidayah selaku Analis Perekonomian dari Kementerian Bidang Ekonomi Keuangan dan Industri, dalam paparan materinya menyampaikan bahwa realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga awal Agustus 2021 telah mencapai Rp148,08 triliun.
Besaran itu setara dengan 51,96 persen dari target yang ditetapkan untuk sepanjang tahun ini, yaitu Rp285 triliun.
Kemudian Ahkmad Rizal Hadi selaku Supervisor Micro BRI Kanwil Banjarmasin. Dalam paparannya Ia menjelaskan, program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang disalurkan melalui lembaga keuangan seperti BRI, BNI dan Bank Mandiri dengan pola penjaminan.
"Program KUR dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka pelaksanaan kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM petani dan kelompok tani," paparnya.
Sementara Widyaiswara, Tota Totor Naibaho dan Penyuluh Senior Kementerian Pertanian, Inang Saryati menambahkan, manfaat KUR bagi petani untuk meningkatkan dan memperluas akses wirausaha seluruh sektor usaha produktif kepada pembiayaan perbankan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya saing petani dan pelaku usaha.
BBPP Binuang menjadi penanggung jawab acara pada Gelombang ke-9 yang meliputi wilayah Kalimantan keseluruhan. Berdasarkan pantauan tim sewaktu pelatihan berlangsung, diketahui terdapat 150 lebih titik nonton bareng bersama yang dilakukan oleh P4S, Kelompok Tani, Gapoktan dan BPP Kostratani dengan jumlah peserta 20 sampai 30 orang peserta.
Sangat jelas terlihat antusias peserta nonbar, sampai-sampai menampilkan yel-yel untuk peserta virtual semuanya.
Pada saat acara pelatihan berlangsung, selain ratusan titik nobar, terpantau jumlah peserta di room 1 sebanyak 805 orang, room sebanyak 737 orang dan di Youtube mencapai 5.000 an orang viewer.
Adapun pelatihan 1 Juta Petani dan Penyuluh ini akan diselenggarakan pada 6 hingga 14 Agustus 2021 bertempat dari lokasi masing-masing peserta secara virtual.
Pelatihan ini dibuka untuk lebih dari 1 Juta Petani dan Penyuluh dan dibagi menjadi 18 gelombang, di mana peserta harus terlebih dahulu mendaftar sebelumnya.
BBPP Binuang dipercaya sebagai Penanggung jawab untuk Gelombang yang ke-9. Pelatihan 1 Juta Petani dan Penyuluh merupakan upaya untuk menaikkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian secara massif yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian.
Program Pelatihan 1 Juta Petani dan Penyuluh digelar secara offline dan online dengan materi Kebijakan Pemupukan Nasional; Program KUR Pertanian Tahun 2021; Proses penyaluran dan Penyusunan Anggaran untuk KUR; dan Strategi Pengajuan KUR.[rilis]
Tags
Ekbis