DI TENGAH ancaman meningkatnya penyebaran virus corona (Covid-19), berbagai sektor tampak mengalami kesulitan dan dampaknya hampir dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan bagi para petani Kawasan Food Estate (FE) di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah untuk tetap menjalankan aktivitasnya sebagai petani.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pertanian tidak boleh berhenti meski pandemi Covid-19 masih menghantui di Bumi Pertiwi.
"Kita juga berharap produksi hasil pertanian bisa stabil, dengan harapan tetap menjamin ketersedian pangan nasional," katanya.
Hal ini kembali didukung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
"Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama dan hidup matinya suatu bangsa. Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendukung seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pertanian," jelasnya.
Seperti yang dilakukan Kelompok Tani Mufakat di Handil Alay Kelurahan Pulau Kupang, Kecamatan Bataguh. Mereka tetap mengolah sawahnya di musim tanam ini.
Sebagai petani, untuk memproduksi hasil pertanian adalah menjadi suatu kebanggaan. Terlebih di saat keadaan seperti ini, petani meyakini produktivitasnya dapat meningkatkan daya imun dirinya dari Covid-19.
Ketua Kelompok Tani Mufakat, Yamini saat ditemui Tim Detasering, Sabtu (31/7/2021) mengatakan, meski sebagian orang merasakan dampak adanya virus corona ini, namun pihaknya yang berprofesi sebagai petani tidak memiliki pengaruhnya dan tetap beraktivitas di sawah.
“Aktivitas kami tetap di sawah sepanjang tahun hingga saat ini sudah hampir panen varietas siam madu dengan luas sawah 2 hektar di program Food estate ini,” katanya.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada kendala yang sangat berarti walaupun bantuan benih dan pupuk datangnya terlambat kami tetap melakukan penanaman padi dan pendampingan Penyuluh Kecamatan Bataguh selalu siap siaga.
Hal senada diungkapkan oleh Agus, salah satu anggota Kelompok Tani Swarga yang berada di Kelurahan Pulau Kupang.
Menurutnya, Ia bersama petani lainnya tetap semangat menanam padi di tengah kondisi pandemi, karena keinginan untuk membantu perjuangan dalam melawan Covid-19.
“Tidak ada pengaruhnya pak, seperti biasa aja, namun jika memasuki musim panen yang diperkirakan puncaknya di bulan Agustus kami beraktivitas di sawah untuk menjaga stok pangan,” ucapnya.
Menurut Agus, anggota Poktan di Kecamatan Bataguh memerlukan bantuan dari Pemerintah dan pihak terkait agar menyalurkan bantuan alat perontok padi agar panen cepat dilakukan sehingga dapat mengurangi kerugian.
Kordinator BPP Bataguh, Kariyadi SP didampingi Penyuluh Pertanian Lapangan Maisarah SP membenarkan hal tersebut. Menurutnya, mereka tetap beraktivitas untuk menjaga kemandirian pangan.
“Kalau aktivitas usaha tani di kawasan Food Estate Kapuas itu tidak ada pengaruhnya dengan adanya virus corona ini, namun yang berdampak yaitu penjualan komoditas hasil produksi petani yang mengalami penurunan,” kata Kariyadi.
Maisarah SP menambahkan, petani di sini masih sangat membutuhkan pengawalan, pendampingan dan perhatian dari Pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian.
Ketika hampir semua orang dianjurkan diam di rumah, lanjutnya, penyuluh dan petani serta tenaga medis tetap beraktivitas untuk melaksanakan tugas masing-masing. Mereka adalah pejuang pangan di tengah pandemi.[rilis]
Tags
Ekbis