TIDAK dapat dipungkiri, kurangnya ketersediaan alsintan sangat mempengaruhi hasil usaha petani. Oleh karena itu, diperlukan ketersedian alsintan yang mencukupi.
Sementara itu, petani tidak mempunyai modal yang cukup untuk membeli alsintan sendiri. Nah, di sinilah UPJA memainkan perannya.
UPJA diperlukan petani sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan alsintan. Dengan menggunakan UPJA, petani hanya perlu mengeluarkan biaya jasa sewa (sesuai kesepakatan). Dan dana hasil jasa sewa tersebut bisa dimanfaatkan lagi untuk melakukan perawatan Alsintan atau bahkan membeli Alsintan yang baru.
“Sebaiknya pembentukan UPJA berasal dari Gapoktan yang sudah ada, karena jika pembentukannya dari Gapoktan hanya dengan mengembangkan salah satu fungsi Gapoktan yaitu fungsi Gapoktan sebagai penyedia sarana dan prasarana produksi bagi anggotanya,” ujar Soleh.
Ada sejumlah UPJA di Tatah Makmur. Namun diakui oleh pengurusnya belum dapat berjalan optimal. Di samping lemahnya SDM, juga kepemilikan alat yang masih terbatas.
Lemahnya manajerial organisasi UPJA tersebut disinyalir masih lemahnya pengetahuan tentang organisasi UPJA itu sendiri. Lemahnya pengetahuan tersebut, salah satu yang menjadi penyebab adalah masih kurangnya intensitas pembinaan dari pihak terkait.
Pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 22 hingga 24 juli yang lalu, seolah menjadi pematik bagi para peserta, karena selama ini belum pernah lagi membahas tentang UPJA yang mereka miliki.
“Kami sangat senang mengikuti pelatihan ini, karena sudah lama kami tidak mendapatkan penyegaran atau pelatihan semacam ini. Mudah-mudahan ke depan banyak lagi pelatihan yang ditujukan bagi wilayah kami," ujar Akhmadi.
Menurut Soleh, pengelolaan Alsintan harus dengan manajemen bisnis, karena Kelompok Tani yang tergabung di UPJA mendapatkan alat pertanian lebih banyak dibandingkan kelompok tani, tetapi harus dimanfaatkan secara profesional dan perputaran uang digunakan untuk pemeliharaan sehingga lebih efektif dan efisien.[rilis]
Tags
Ekbis
