SAAT ini porang dan sarang burung walet sudah ditetapkan sebagai komoditas super prioritas untuk meningkatkan nilai ekspor pertanian. Sejak tahun 2020, Kementerian Pertanian sudah memasukkan porang dalam komoditas pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan harapannya untuk mengembangkan komoditas porang secara optimal dengan mendorong baik hulu maupun hilir.
Upaya perluasan lahan dan peningkatan produksi serta produktivitas porang yang telah dilaksanakan oleh Kementan dapat menjadi titik awal pengembangan porang, termasuk hilirisasi industri pengolahan porang.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 104/ KPTS/HK.140/M/2/2020, tanaman porang termasuk salah satu komoditas binaan dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dari jenis kacang-kacangan dan umbi-umbian.
“Kementan telah menyusun Roadmap Budidaya dan Ekspor Porang 2020-2024 dengan target pengembangan sekitar 100 ribu hektare di 2024 dan potensi ekspor sebesar 92 ribu ton chips kering,” ungkap Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementan, Amiruddin Pohan (10/5/2021).
Keberhasilan pengembangan usaha tani porang tidak bisa dilepaskan dari kesiapan SDM pertaniannya, penyuluh dan petani pelaku usaha.
Karenanya BPPSDMP Kementerian Pertanian mendukung sepenuhnya dalam penyiapan SDM pertanian dalam pengembangan budidaya porang. Melalui Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang aksi nyata ditunjukkan dengan menyelenggarakan pelatihan budidaya dan kelayakan usaha porang di Kabupaten Barito Utara.
Pelatihan yang dikhususkan bagi penyuluh pertanian ini diselenggarakan di BPP Trahean pada tanggal 22 hingga 24 Juli 2021. Pelatihan diikuti 30 orang penyuluh pertanian dari 6 BPP di Kabupaten Barito Utara.
Pelatihan disupport dan mendapat perhatian penuh oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Barito Utara, Syahmiludin A Surapati. Keseriusan tersebut ditunjukkan dengan kehadirannya baik dalam pembukaan, pelaksanaan, maupun ketika penutupan pelatihan.
“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada BBPP Binuang, dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan kapasitas penyuluh-penyuluh kami dalam budidaya porang," jelasnya.
Menurutnya, potensi lahan di wilayahnya cukup besar untuk mendukung pengembangan porang, namun sumber daya manusia pertanian yang ada belum memadai secara kualitas.
"Dengan diadakannya pelatihan ini akan sangat membantu, nantinya dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai prospek usaha porang baik dari aspek budidaya maupun kelayakan usaha bagi penyuluh pertanian kami," terang Syahmiludin saat membuka pelatihan.
Pada kesempatan terpisah Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si menyampaikan, sebagai salah satu UPT Pelatihan di bawah BPPSDMP Kementan akan memberikan dukungan penuh kepada program-program eselon I di Kementan.
”Kami siap dan harus dapat meningkatkan kompetensi SDM Pertanian khususnya dalam pengembangan porang yang saat ini sudah menjadi salah satu komoditas andalan ekspor,” katanya menegaskan.
Pada saat penutupan pelatihan Kadistan mengharapkan setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta dapat menerapkan keterampilan yang diperoleh lebih dulu baik melalui demplot di BPP, maupun menanam secara mandiri.
Hal ini untuk lebih memantapkan dan meyakinkan sebelum disampaikan atau disosialisasikan kepada petani binaan.[rilis]
Tags
Ekbis