PEMUPUKAN berimbang merupakan salah satu teknologi yang harus diterapkan oleh para petani secara konsisten jika menginginkan usaha taninya di lahan sawah berhasil dengan baik.
Di wilayah kerja Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP), yang wilayahnya tergolong sawah irigasi dengan dukungan penggunaan benih unggul serta penerapan pemupukan berimbang, keinginan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi bukanlah utopis.
Oleh karena itu, untuk mendukung program tersebut terutama yang terkait dengan pemahaman petani terhadap pemupukan berimbang, IPDMIP telah mendistribusikan peralatan uji tanah berupa Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) dan Perangkat Uji Pupuk (PUP).
Dengan pemupukan berimbang, tanaman tidak akan kelebihan pupuk dan tidak kekurangan pupuk, karena kelebihan pupuk menyebabkan tanaman rebah, patah, serangan OPT dan produksi tidak optimal.
Demikian juga jika kekurangan pupuk, akan menyebabkan stunting, rentan OPT, dan produksi rendah. Sedangkan dengan pembagian PUP diharapkan petani dapat mengetahui keaslian pupuk.
Agar para petani dapat menggunakan PUTS/PUTR dan PUP dengan baik, di BPP Tapin Selatan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin telah dilaksanakan Bimtek Pengelolaan Kesuburan Lahan yang digelar pada 12 Juni 2021.
Peserta Bimtek berjumlah 10 orang terdiri dari Koordinator BPP, Penyuluh Pertanian yang berasal dari 3 BPP penerima alat PUTS dan PUP.
Bimtek diawali dengan pre test untuk mengetahui pemahaman awal peserta terhadap penggunaan PUTS dan PUP, dan dilanjutkan dengan pembukaan pelatihan.
Sebagai narasumber adalah Susmawati SP MP. Materi yang disampaikan, di antaranya adalah; Pemupukan berimbang sebagai dasar penetapan rekomendasi pemupukan padi sawah. Pengenalan kualitas pupuk dan pengambilan sampel tanah.
Bimtek dilakukan dengan penyampaian materi, tanya jawab dan praktik. Bimtek berjalan lancar, peserta bersemangat hingga akhir waktu.
Bagian yang menarik adalah, para peserta aktif menyampaikan pengalaman dan permasalahan yang dihadapi oleh para petani di lapangan. Selain materi dalam bentuk teori, juga dilaksanakan praktik pengambilan contoh tanah dan penggunaan alat uji.
Di akhir sesi Bimtek, para peserta menyampaikan bahwa Bimtek tersebut sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyuluh dan jika akan dilaksanakan lagi agar waktunya diperpanjang.
Pada kesempatan ini, Susmawati selaku narasumber menyampaikan pentingnya pemupukan berimbang sesuai karakteristik tanah setempat dan kebutuhan tanaman untuk mendapatkan produksi padi optimum.
Untuk menentukan rekomendasi dosis pupuk berimbang tersebut, perlu diketahui tingkat status hara tanah setempat yang dapat dilakukan dengan cepat dan mudah dengan menggunakan perangkat uji tanah yaitu PUTS.
Inovasi perangkat uji ini dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanah Bogor.
"Contoh tanah yang akan dianalisis harus diambil dengan tata cara yang benar agar contoh tanah tersebut benar-benar mewakili areal lahan pertanian yang akan dibuat rekomendasi pemupukannya," terang Subiksa.
Pada kesempatan ini juga disampaikan metode cepat untuk mengetahui kualitas pupuk yang beredar di masyarakat, apakah asli sesuai klaim atau palsu dengan menggunakan perangkat uji pupuk (PUP) yang juga dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanah, Balitbangtan.
Peserta sangat antusias mengikuti Bimtek baik materi kelas maupun praktik. Praktik langsung dicontohkan bagaimana cara pengambilan contoh tanah yang akan diuji, pengujian pupuk dan juga pengujian tingkat kesuburan tanah.
Seluruh peserta sangat aktif dan komunikatif selama berlangsungnya acara, tak sabar menunggu jika ada yang menggelitik maka peserta langsung bertanya kepada narasumber.
Sampai selesai acara, peserta juga masih semangat untuk berinteraksi dengan narasumber, baik yang menyangkut materi bimtek maupun permasalahan pertanian secara umum yang mereka hadapi di lapang.[rilis]
Tags
Ekbis