foto : Nenek Sumiati, penjual Jepa, panganan khas Suku Mandar, saat melayani pembeli./Foto : masduki/apahabar.com
KOTABARU – Pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini, melindas hampir semua sentra industri, baik industri berskala besar maupun kecil. Tak terkecuali kalangan pedagang kecil yang hanya mengandalkan pelanggan yang datang ke tempat mangkalnya di pasar-pasar.
Jika sebagian besar sangat merasakan dampak dari pandemi, maka berbeda dengan Nenek Sumiati, perempuan berusia 60 tahun, warga Desa Tirawan, Kecamatan Pulau
Laut Sigam, yang setiap harinya berjualan Jepa, makanan khas Suku Mandar, di kawasan pasar Kemakmuran, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
''Kada (tidak) berpengaruh,'' ujarnya ketika ditanya soal omset penjualannya saat pandemi dan sebelum pandemi.
“Alhamdulillah, nak. Saya sudah 30 tahun lebih jualan Jepa di pasar ini,” ujar Sumiati, tersenyum.
Sumiati bilang, ratusan biji Jepa terjual per hari. Sementara, per bijinya dibandrol dengan harga
Rp2,5 ribu.
“Kan, sudah banyak langganan. Jadi, setiap harinya bisa saja laku dari seratus sampai dua ratus biji
Jepa,” tuturnya.
Setiap harinya, Sumiati pun rela pergi ke Pasar Kemakmuran Kotabaru mencari peruntungan
berjualan Jepa. Itu dilakukan dari pagi hingga sore hari.
Semangat, dan tuntutan ekonomi keluarga-lah yang membuat nenek satu ini tetap kuat, dan begitu
ringan menjalani rutinitas mulia, meski di tengah pandemi.
Kendati ia pun tetap menjaga protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. ''Saya tetap menjaga jarak dengan pembeli dan mengenakan masker saat berjualan,'' katanya.
selain kerja keras dan semangat, yang membuat Sumiati bisa tetap bertahan kendati diterpa pandemi, bisa jadi juga lantaran jenis dagangan yang ia jual memang berciri khas dan jarang dijual oleh pedagang lainnya.
Apalagi makanan khas Suku Mandar ini ia olah sendiri, sehingga rasa dan kebersihannhya benar-benar terjaga. Pelanggannya pun sangat menyukai Jepa olahan Sumiati.
Lantas, apa sebenarnya Jepa?
Jepa sendiri merupakan sejenis sajian roti pipih yang terbuat dari ampas singkong dan parutan kelapa.
Ampas singkong ini didapat dari parutan singkong yang diperas untuk menghilangkan airnya.
Parutan singkong ini kemudian dipadatkan dan dicetak dalam piringan tipis.
Jepa diolah dengan cara dipanggang. Sehingga memberi aroma singkong bakar yang lezat.
Setelah matang, jepa akan berwarna putih kecoklatan dengan cita rasa yang gurih.
Setelah itu, makanan jepa ini disebut tinggi kalori dan biasa disajikan dengan ikan tuing-tuing. Sejenis ikan kecil yang mirip seperti pindang dan banyak ditemukan di pesisir.(milhan rusli)
Tags
Humaniora