BBPP Binuang Bekali Petani Balangan Membuat PGPR dan Pestisida Nabati

BBPP Binuang Bekali Petani Balangan Membuat PGPR dan Pestisida Nabati

PRAKTIK budidaya tanaman saat ini khususnya di bawang merah masih didominasi oleh penggunaan input luar yang tinggi. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia masih menjadi kebutuhan utama dan sangat diandalkan untuk mendongkrak target produksi.

Namun, praktik budidaya tanaman yang lebih mengedepankan penggunaan penggunaan input sintetik terutama dalam pengendalian organisme penganggun tanaman telah terbukti menimbulkan pencemaran, merusak ekosistem, dan berpotensi mengganggu kesehatan manusia.

Penggunaan pestisida kimia yang kurang bijaksana telah terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem pertanian itu sendiri dan juga lingkungan lainnya.

Keberhasilan yang dicapai dengan penggunaan pestisida kimia tersebut juga hanya bersifat sementara, karena lambat laun ternyata tidak dapat dipertahankan akibat rusaknya habitat pertanian itu sendiri. 

Oleh karena itu agar budidaya bawang merah dapat berkelanjutan perlu dilakukan dengan penerapan dan penggunaan pestisida yang lebih ramah lingkungan dalam pengendalian OPT nya. 

Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu penggunaan pestisida kimia merupakan alternative terakhir ketika teknik pengendalian lainnya tidak mampu mengendalikan serangan hama dan penyakit serta nilai ambang ekonomi sudah tercapai.

Untuk itu, kepada petani peserta pelatihan Pengendalian OPT Bawang Merah di  Kecamatan Batu Mandi Kabupaten Balangan juga dibekali pengetahuan dan keterampilan membuat PGPR dan pestisida nabati. 

PGPR (Plant Growth Promoting Rhizhobacteria) sangat menguntungkan bagi tanaman baik langsung maupun secara tidak langsung. Pengaruh langsungnya didasarkan atas kemampuannya menyediakan dan memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi fithothormon pemacu tumbuh.

Sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah berkaitan dengan kemampuan menekan aktivitas patogen dengan menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik. 

Sedangkan untuk pembuatan pestisida nabati dikenalkan dengan bahan-bahan yang tersedia di sekitar lingkungan petani. Pestisida nabati bersifat ramah lingkungan sehingga aman bagi makhluk hidup termasuk manusia. 

Peserta pelatihan dimotivasi dan didorong untuk lebih mengutamakan penggunaan agens hayati dan pestisida nabati dalam mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang pertanaman mereka. 

Dengan pertanian yang ramah lingkungan akan mampu bertahan terhadap tekanan lingkungan dan berkelanjutan.[rilis]


 

Lebih baru Lebih lama