KETIKA hendak mendaki Gunung Merapi, Merbabu atau Sumbing, dan Anda telah berada di Semarang atau Yogyakarta, maka uang Rp 2 juta adalah bekal yang istimewa. Bahkan kalau mau ditekan lagi, Rp 1 juta atau Rp 1,5 juta sudah lebih dari cukup.
Seperti itu pula kira-kira estimasi biaya jika ingin menaklukkan Bromo, Semeru, Kelud dan gunung-gunung lain di Pulau Jawa, manakala kita sudah berada di kota/kabupaten terdekat.
Tapi please, jangan sekali-kali beranggapan bekal finansial sebesar itu juga berlaku di Kalimantan. Bisa-bisa Ente jadi gelandangan di tengah belantara. (Lalu ditertawakan orangutan, beruang madu dan bekantan.)
Ambil contoh, Gunung Bukit Raya, satu diantara "Seven Summits"-nya Indonesia.
Gunung berketinggian 2.278 mdpl ini berada di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Titik tertingginya bernama Puncak Kakam. Ia bukan gunung berapi, melainkan rangkaian dari jajaran pegunungan Muller-Schwaner.
Untuk mencapai gunung tersebut, pendaki dari luar Kalimantan dapat memulai petualangan, baik dari Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat.
Tapi yang sudah berpengalaman, lebih menyarankan masuk lewat Pontianak, Kalimantan Barat. Selain informasi pendakian lebih mudah didapat, aksesnya juga relatif lebih memadai.
(Perlu diingat, kata "mudah" dan "memadai" di sini samasekali tidak mengandung iklan. Sebab akan ada berbagai kesulitan dan tantangan dibalik kata-kata manis itu...)
DARI Pontianak, calon pendaki harus lebih dulu melakukan perjalanan ke Kabupaten Sintang. Jaraknya lebih dari 320 kilometer. Bus Damri menyediakan layanan rute ini. Harga tiketnya antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribuan.
Sampai di Sintang, perjalanan berlanjut melalui Sungai Melawi, untuk menuju Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya. Jalur air beres, petualangan disambung dengan ojek.
Secara keseluruhan, untuk mendaki puncak Bukit Raya (pulang-pergi dari Pontianak) bisa memakan waktu antara empat sampai lima hari. Lantas berapa kira-kira total biayanya?
Sebuah agen perjalanan mematok tarif mulai Rp 13 juta hingga Rp 17 juta per pax. Ini price per person alias perorangan, lho. Bukan kelompok. Tarif ini dibuat antara bulan Maret dan September 2019.
Sekarang? Mungkin sudah naik.
TIDAK mengherankan jika anggaran untuk menaklukkan Bukit Raya, termasuk yang paling mahal di Indonesia. Hanya satu level dibawah biaya mendaki puncak Carstenzs di Papua, yang bisa mencapai Rp 25 jutaan.
Gunung lain yang menantang nyali (dan isi dompet) para pemberani, yaitu Gunung Liangpran, di Kabupaten Kutai Barat. Elevasi 2.240 mdpl menjadikan gunung ini sebagai yang tertinggi di Kalimantan Timur.
Tak beda jauh dengan Bukit Raya: meng-explore Liangpran, sudah pasti, bakal jadi petualangan yang mahal dan melelahkan. Selain fisik dan mental, isi ATM juga mesti "tangguh".
Dari Balikpapan atau Samarinda, calon pendaki kudu lebih dulu melakukan perjalanan ke Melak, ibukota kabupaten Kutai Barat. Dari situ, lanjut ke Long Pahangai, kecamatan terdekat dengan Gunung Liangpran.
Perjalanan pun mesti ditempuh melalui darat dan sungai. Berjam-jam, berhari-hari. Siapkan dana berjuta-juta hingga beberapa belas juta rupiah agar petualangan nyaman dan lancar.
Semahal itukah dana yang dibutuhkan untuk mendaki gunung di Kalimantan? Tidak juga.
Sebelum membayangkan berada di puncak Bukit Raya atau Liangpran, kita bisa "pemanasan" lebih dulu. Misalnya, dengan menjajal beberapa gunung lain, yang lebih mudah dijangkau, dan tentunya, berbiaya jauh lebih murah.
Contohnya, Gunung Halau Halau (1.901 mdpl) dari jalur Kabupaten Hulu Sungai Tengah, atau Gunung Hauk (1.325 mdpl) di Kabupaten Balangan.
Kedua gunung yang merupakan rangkaian dari pegunungan Meratus itu, dapat dicapai melalui jalur darat dari Banjarmasin atau Banjarbaru. Dana sekitar Rp 5 juta rupiah, sepertinya bakal cukup untuk berpetualang ke sana.[sahrudin]
Tags
Humaniora