RANTAU - Apapun kondisinya keprofesionalismean seorang Widyaiswara akan diuji untuk mampu menjawab tantangan jaman. Segala keterbatasan anggaran dampak recofussing anggaran Tahun 2020 dan 2021, tak membuat para Widyaiswara BBPP Binuang berkecil hati untuk melanjutkan mewujudkan impian visi BBPP Binuang.
Visi BBPP Binuang itu tak lain adalah “Menjadi Center of Excellence dalam menyelenggarakan pelatihan untuk menghasilkan SDM pertanian yang profesional, inovatif, mandiri dan berdaya saing”.
Kegotong royongan, integrasi, sinkronisasi, harmonisasi anggaran lintas sektor dan bidang hingga lintas kementerian bau membahu dengan pemerintah Kabupaten/Provinsi; BUMP; P4S, FKP4S, Assosiasi BUMDES dan LSM/Pemerhati pertanian modern/milenial hingga Gakpotan/Poktan dengan motivasi dan inovasi tim Widyaiswara BBPP Binuang.
Seraya “kroyokan” Gempuran pandemi Covid-19 yang kian mengganas, bencana alam yang terus mengusik hati kita, tak menyurutkan semangat profesionalisme Widyaiswara untuk terus belajar dan mengasah skillnya, berbagi pengalaman, ilmu dan skill hingga informasi strategi membangun jejaring kelembagaan petani, pemasaran dan inovasi mutakhir/kekinian kepada para PPL, Petani dan Fasilitator swadaya untuk percepatan pengembangan SDM Pertanian di era Globalisasi informasi dan Pasar Dunia 2020 yang telah berlangsung.
Menurut salah satu Tim Widyaiswara BBPP Binuang, salah satu misi moral Widyaiswara adalah mempersiapkan para pelaku usaha pertanian di pedesaan untuk menjadi pelaku usaha agribisnis dalam kelembagaan BUMP; dengan pemberdayaan dan keberpihakan dengan secara langsung terjun langsung dalam kegiatan usaha mereka, bukan hanya mendampingi.
Mereka perlu motivasi lebih tak sekedar dilatih, dibimbing dan didampingi semata. Tapi keberhasilan rekan rekan mitra kerja kita isana perlu diadopsi bagaimana mereka mampu memberdayakan petani menjadi pelaku usaha yang aspiratif, inspiratif, inovatif produktif dan akhirnya kompetitif.
"Rahasia dan pengalaman membangun jejaring petani terletak pada konsep keberpihakan dengan langsung terlibat dalam kegiatan usaha mereka," terang Budiono, salah satu tim widyaiswara BBPP Binuang.
Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si menegaskan, bukan hanya meningkatkan kepercayaan (trus), simpatik, empati dan motovasi serta kenyamanan bersama dalam membangun suatu model hingga suatu holding petani mampu diwujudkan secara nyata.
Ia menambahkan, memerdekaan petani dari segala belenggu yang menghambat usaha mereka, memerdekakan mereka untuk beraspirasi dan berinisiatif secara mandiri, independen, bertangjawab kolektif, dan solidaritas kolektif dalam kerangka jejaring sosial, budaya dan ekonomi lokal dengan segala keunikannya diharapkan mampu berkompetisi di pasar bebas dunia yang sudah menggelinding pertengahan 2020 bersamaan pandemi Covid-19.
"Ini sebenarnya merupakan tantangan dan start untuk merebut pangsa pasar di saat negara-negara lain lagi dikoyak oleh berbagai bencana alam/perubahan iklim global, keganasan covid stain baru dan makin menipisnya sumber daya alam mereka. Tentu peluang ini harus dioptimalkan dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia," papar Yulia.
Apalagi tantangan Menteri Pertanian untuk menggenjot ekspor 300 persen pada tahun 2024. Salah satu program prioritas Kementerian Pertanian RI. Di samping Kostratani, swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Untuk mewujudkan itu semua, salah satunya adalah pengembangan profesi baik jangka pendek maupun panjang mampu memberikan kontribusi dari hasil karya karyanya hanya dengan inovasi suatu komoditas mampu berkompetisi di pasar bebas.
Pengembangan profesi baik melalui; a. kaji widya, diharapkan mampu meingkatkan skil dan inovasi seorang widyaiswara. Sekaligus menguji spesifikasi / kesesuaian suatu teknologi; b. menyusun artikel ilmiah populer dan pemberitaan diharapkan mampu menjadi corong pergerakan dalam menyulut semangat, inspirasi, kreativitas dan empati para penyuluh pertanian lapangan bersama petani binaannya baik dalam wujud program Wisatani (pembimbingan on air/online, website artikel online, Wa group, Zoom ), maupun pelatihan tematik/bimbingan teknis/manajemen.
Kemudian, c. Menyusun buku ilmiah populer baik berwujud panduan teknis, manajemen usaha dan pengembangan kelembagaan usaha tani sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan, wawasan, skill dan sikap baik yang e-book maupun yang text book diharapkan mampu menyumbangkan sebagai media komunikasi, publikasi, hingga diseminasi suatu inovasi teknologi kekinian.
Selanjutnya, d. Konsultasi dan pembimbingan teknis kegiatan kaji terap para penyuluh baik di lahan BPP maupun petani binaannya melalui program Kostratani diharapkan mampu mendekatkan informasi, memotivasi peserta bimbingan dengan terlibat langsung dalam kegiatan usaha mereka sesuai kebutuhan dan peluang yang diperlukan petani.
“Tantangan dan permasalahan pandemi Covid-19 dan masa resesi ekonomi menjadikan kreatifitas dan empati kita diasah untuk asuh dan akhirnya asih,” pungkasnya.[rilis]
Tags
Ekbis