PELAIHARI - Guna memantapkan program optimalisasi lahan rawa terdampak banjir yang didukung dana insentif daerah (DID), Tim Distanpanghor Kalimantan Selatan melakukan verifikasi di BPP Pelaihari, Rabu (17/2/2021).
Optimalisasi lahan rawa terdampak banjir didukung dengan DID tahun 2021 dari Distanpanghor Kalsel ini merupakan hibah kepada petani. Ini sebagai upaya untuk pemulihan kerusakan lahan sawah akibat adanya banjir yang melanda Kalsel akhir-akhir ini.
Pemberian bantuan dalam bentuk hibah bagi petani terdampak banjir sudah tepat. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Ketua Wilayah Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Selatan, Dwi Putra Kurniawan, Kamis (18/2/2021) mengatakan hal itu beberapa waktu yang lalu.
Saidillah, Koordinator BPP Pelaihari mengungkapkan, dalam program ini rencana petani akan diberikan bantuan. Bantuan bagi petani dalambentuk hibah barang saprodi seperti dolomit 100 kilogram per hektare, pupuk NPK 50 kilogram per hektare, herbisida 2 liter per hektare dan pupuk hayati 3 liter per hektare.
Menurutnya, bantuan ini hanya diberikan bagi petani yang bersedia melaksanakan. Petani yang bersedia mengajukan proposal dengan kesanggupan tanam padi lokal dan menerapkan tenologi rekomendasi untuk meningkatkan produksi.
“Usulan sudah dibuat oleh petani, tentu kami penyuluh bantu untuk mempercepat proses,” kata Saidillah.
Usulan diajukan ke Distanhorbun Kabupaten Tanah Laut untuk kemudian diteruskan sebagai usulan ke Distanpanghor propinsi.
“Hari ini dilakukan verifikasi,” lanjutnya.
Tujuan verifikasi untuk mengetahui keseriusan dan kesanggpan petani pelaksana. Hal ini karena program penananamannya benih padi lokal, yang biasanya petani tidak menggunakan pupuk, kapur, dan lalin-lain.
Wilayah Kecamatan Pelaihari hanyalah salah satu dari beberapa kecamatan di Tanah Laut yang banyak mengalami kerusakan lahan akibat banjir.
Melalui telaah yang cepat, BPP Pelaihari mengusulkan sekitar 500 ha yang tersebar di 9 desa dan 22 kelompok tani.
Target direncanakan pada akhir Maret sudah mulai digarap penanamannya. Hal ini karena kondisi lahan saat ini sebagian besar air sudah surut sehingga petani sudah bisa beraktivitas di lahan-masing-masing.
“Air sudah surut , petani sudah bisa mulai persiapan lahan dan penyemaian dengan sistem teradak,” ungkap Saidillah.
Dilaporkan penyemprotan lahan untuk tanam padi lokal pada kegiatan optimalisasi lahan rawa telah dilakukan oleh beberapa petani yang terdampak banjir. Dengan menggunakan herbisida untuk mempercepat persiapan lahan sehingga target waktu akhir Maret dapat terealisasikan.[rilis]
Tags
Ekbis