KUALA KAPUAS - Korporasi petani merupakan bentuk pemberdayaan ekonomi petani, berdimensi strategis dalam pengembangan kawasan pertanian. Dibentuk dari, oleh, dan untuk kesejahteraan petani.
Koorporasi harus didukung oleh Badan Usaha Milik Petani (BUMP) yang maju, mandiri, dan modern sebagai tatanan pilar untuk membangun koorporasi.
Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo atas instruksi Presiden RI Joko Widodo mengembangkan konsep pertanian dari hulu ke hilir, dalam konsep kluster berbasis Korporasi Petani pada program lumbung pangan (Food Estate) di Provinsi Kalimantan Tengah.
Mendukung pengembangan korporasi di Kalimantan Tengah, BBPP Binuang selaku UPT BPPSDMP Kementerian Pertanian mensupport penumbuhkembangan korporasi di Kalimantan Tengah.
Bentuk nyata dukungan dari BBPP Binuang, yakni mendampingi petani dengan mengadakan pelatihan di Kecamatan Bataguh.
Pelatihan Tematik berbasis korporasi mendukung Food Estate penumbuhkembangan Kelembagaan BUMP digelar mulai 5 hingga 7 Desember 2020 di Balai Desa Pulau Mambulau, Kecamatan Bataguh.
Peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah 17 oengurus BUMP Bataguh Makmur plus 13 orang dari perwakilan Poktan dan Gapoktan.
Dalam kegiatannya peserta belajar mengenai perumusan AD-ART, Tupoksi Pengurus, Menyusun Rencana Kerja, Mengidentifikasi Jaringan Kerjasama, dan Sharing Sesion Motivasi Dari BUMP Cahaya Abadi Petani (CAP).
Tampak hadir dalam kegiatan ini Endang dan Sastera dari perwakilan Dinas Pertanian Kapuas. Kemudian Retno Hermawan dari BBPP Binuang, Karyadi Kepala BPP Bataguh, Husni Thamrin pelaku usaha BUMP CAP
Dalam paparannya Husni Thamrin memberikan motivasi kepada petani untuk mandiri, tidak selalu berharap kepada pemerintah untuk dibantu.
"Pengalaman saya dalam mengelolaan BUMP CAP yang berbasis pada sektor peternakan, memiliki satu prinsip, yakni harus mandiri, jangan berpangku tangan berharap dari pemerintah, dan terus silahturahmi untuk jalin kerja sama sesama BUMP lainnya guna meningkatan pendapatan bagi mitra yaitu petani,” ungkap Husni.
Pada Kesempatan lain, Karyadi selaku Kepala BPP Bataguh mengatakan perlunya pengurus untuk terus saling percaya sesama pengurus.
"Untuk itu perlu dibangun sistem kerja berdasarkan fungsi tugas pengurus, ketua jangan bekerja sendiri, karena BUMP lingkupnya lebih luas dari Poktan atau Gapoktan," ujarnya.
Kecamatan Bataguh berada di Klaster IV - Kapuas 1 telah membentuk BUMP dengan nama BUMP Bataguh Makmur. BUMP yang terbentuk selanjutnya diharapkan untuk membentuk legalitas Badan hukum.
Retno selaku Widyaiswara BBPP Binuang dalam kesempatan ini mengatakan, petani saat ini sangat beruntung, karena dengan adanya program Food Estate ini Petani seperti di "bom" oleh pemerintah.
Di "bom" maksudnya ialah disupport segala kebutuhannya, mulai dari sarana fisik, unsur produksi tani, pembentukan kelembagaan BUMP, hingga peningkatanan kapasitas SDM-nya.
Karenanya petani harus segera melakukan membangun mindset bisnis yang mengarah kepada korporasi.
"Ibarat naik tangga, bapak ibu saat ini sudah disupport berbagai pihak untuk berada di tangga tengah, bukan dimulai mendaki dari bawah. Segala aspek telah disupport dengan adanya program FE ini. Untuk itu harusnya kondisi seperti ini petani segera sampai pada tujuan yang akan dicapai yakni Korporasi Petani," paparnya.
Pengurus BUMP harus memiliki visi dalam membawa "perahu organisasi" ke depan dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dan tetap memperhatikan pelaku ekonomi yang ada di desa.
"Pelaku ekonomi di desa harus dirangkul dengan sistem kerja sama yang saling menguntungkan, win win solution, sehingga keberadaan BUMP bukan mencari lawan tetapi merangkul teman untuk bersama memajukan pertanian hingga di tingkat akar rumput," pungkas Retno.[adv]
Tags
Ekbis