PARINGIN - Kenangan tentang teknologi sederhana (manual) alat penggilingan getah karet yang digunakan sekitar tahun 1980-an, menjadi sejarah bahwa produksi karet di Balangan sejak puluhan tahun silam sudah berlangsung.
Salah satunya di Haur Batu Kelurahan Paringin Kota Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan yang masih menyimpan alat mesin penggiling getah karet manual yang digunakan petani karet dulu.
Namun hingga kini alat tersebut tidak digunakan lagi bahkan alat tersebut begitu saja dibiarkan. Ini karena petani karet sudah menggunakan pengolahan dengan pembekuan latek sendiri di kebunnya dengan berbentuk lum.
Hal ini membuat alat penggilingan getah karet manual tidak lagi digunakan, sehingga begitu saja dibiarkan alat manual tersebut.
"Dulunya saat melakukan pemanenan di kebun karet, latek atau getah dibawa pulang terlebih dahulu untuk diolah di dalam sebuah tuangan, kemudian baru dibawa ke alat penggilingan manual yang tersedia di Desa, hal tersebut untuk mengurangi kadar airnya yang terkandung," beber Jaini, Sabtu (7/11/2020).
Setelah itu, tambahnya Jaini, getah yang digiling menggunakan alat manual tersebut dibawa pulang kembali untuk dipanggang diatas bara api untuk menghilangkan kadar air yang tersisa pada getah tersebut.
"Kemudian getah yang sudah dipanggang tersebut akan dikumpulkan dan dibawa ke pasar getah untuk dijual ke pengepul," ungkapnya.
Semantara itu, Ramah Bahtiar mengatakan, alat penggilingan getah karet manual yang ada di kampungnya tersebut sangat bersejarah bagi para petani dahulu karena alat tersebut sangat sering digunakan saat mengolah hasil panen karet.
"Alat ini meski tidak digunakan lagi oleh para petani, mestinya alat ini jangan sampai hilang. Karena banyak pelajaran berharga dari alat sederhana ini, yang belum tentu para genarasi masa kini tahu kisah dan perjuangan petani karet dulu dalam mengolah hasil panen karet," pungkasnya.[agus]
Tags
Humaniora