Dinilai Sarat Kepentingan, Dewan segera RDP Pertanyakan Proyek Jembatan Bromo

Dinilai Sarat Kepentingan, Dewan segera RDP Pertanyakan Proyek Jembatan Bromo

 
BANJARMASIN - Pemantauan proyek pengerjaan pembangunan Jembatan Antasan Bromo di wilayah Kelurahan Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan, baru dilakukan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin dari Komisi III.

Sayang, proyek senilai Rp40,4 miliar menyisakan tanya di benak legislator, lantaran akses jalan menuju jembatan itu faktanya belum sepenuhnya dibebaskan dari lahan milik warga.

Di lokasi proyek bahkan ditemukan, masih adanya sebuah pemakaman atau kuburan milik warga, tepatnya berada di jalan utama menuju jembatan tersebut.

Ketua Komisi III DPRD Banjarmasin, Muhammad Isnaini yang mengunjungi lokasi proyek bersama sejumlah anggota dewan lainnya mengungkapkan, pihaknya sudah melihat langsung progres pembangun Jembatan Antasan Bromo.

Proyek infrastruktur yang ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin ini terkesan dipaksakan bahkan mengarah pada dugaan adanya unsur kepentingan.

Menurutnya, kalau melihat kondisi posisi proyek, terlepas dari ada atau tidaknya kajian analisa lalu lintas (amdal lalin), patut dipertanyakan baik segi ekonomi maupun wisata, sebagaimana yang diinformasikan Pemerintah Kota Banjarmasin.

"Kami bingung, mau menuju jembatan saja masih ada masalah pembebasan lahan. Ada beberapa kuburan yang belum dibebaskan," ungkapnya.

Selain mengkritisi, politisi Partai Gerindra ini juga menilai jika pembangunan Jembatan Antasan Bromo dengan menggunakan APBD Banjarmasin sebesar Rp40,4 miliar, terjadi perubahan. 

Sebab, lanjutnya, menurut Desain Engineering Detail (DED), jembatan tersebut hanya lebar 2 meter dengan menghubungkan kawasan Mantuil dengan warga yang bermukim di Pulau Bromo.

Artinya, sambung Isnaini, dari ekonomi pembangunan jembatan kurang tepat, di samping di Pulau Bromo tidak ada hal menonjol untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata seperti yang diinformasikan Pemkot.

Selain itu, kondisi Pulau Bromo hanya ada 4 Rukun Tetangga (RT) saja, dengan jumlah penduduknya kurang lebih 1.500 jiwa. 

"Jadi untuk apa sebenarnya jembatan ini dibangun, jembatan yang dibilang mewah," ketusnya.

Untuk lebih jelasnya, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP), dengan Dinas PUPR untuk menggali informasi lebih dalam terkait teknis pembangunan Jembatan Antasan Bromo tersebut.

Terpisah Manajer Pelaksana PT Bayang Bungo selaku Kontraktor Pembangunan Jembatan Antasan Bromo, Mustafa menjelaskan, jembatan dengan lebar bersih 2 meter dan panjang 250 meter itu, ditarget selesai Desember. Saat ini progres pengerjaan mencapai 65 persen. 

"Kami yakin selesai tepat waktu. Memang cukup banyak kendala saat pembangunan. Salah satunya akses yang digunakan hanya sungai. Selain itu, pasang surut sungai juga menjadi kendala saat pemasangan tiang beton," pungkasnya.[toso]
Lebih baru Lebih lama