BINUANG - Edi Prayitno, petani milenial kreatif yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Maju Bersama Desa Serawi Tengah, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan melakukan panen kacang tanah dari berbagai macam jenis tanaman dan sayuran yang di tanam.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Binuang, Rahma Maulida mengatakan, banyak ragam sayuran yang di tanam seperti jagung, kacang tanah, bawang merah, dan kali ini yang di panen adalah kacang tanah.
“Hasil panen ini, kemudian dijual kepada warga sekitar, dan ada juga yang dijual ke pasar tradisional setempat, banyaknya hasil panen yang didapat membuat kami merasa bangga,” ungkap Rahma.
Mereka dinilai memiliki semangat dan kemandirian yang sangat baik dalam bercocok tanam.
“Kami selaku PPL selalu mendorong dan mengimbau warga untuk selalu melakukan kegiatan pertanian, karena ini merupakan salah satu sektor yang penting di saat pandemi Covid-19 saat ini,” tambah Rahma.
Rahma menambahkan, dengan memakan makanan yang banyak mengandung protein dan anti oksidan seperti sayur, buah dan yang lainnya akan bisa melawan radikal bebas yang ada di dalam tubuh.
“Selain itu, untuk menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh diperlukan asupan gizi yang mencukupi. Banyak sumber makanan seperti sayuran yang dapat menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh seperti sawi, kangkung dan juga cabai,” terang Rahma.
Kementan berkomitmen serius untuk mencetak wirausahwan muda pertanian guna percepatan regenerasi petani.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meyakini generasi milenial yang terjun di sektor pertanian, berpeluang memiliki kehidupan dan ekonomi yang lebih baik.
"Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian," ujar SYL optimis.
Sejalan dengan SYL, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi tak hentinya memberikan motivasi kepada para petani milenial.
"Dalam masa Covid-19 ini, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha pertanian milenial, khususnya di bidang produksi on-farm," terang Dedi.
Dedi juga menambahkan, data yang ada saat ini terdapat 33,4 juta petani di Indonesia, hanya 9 persen atau 2,5 juta yang berusia muda. Sementara itu, sebanyak 91 persen didominasi oleh petani berusia tua. Sudah saatnya tongkat estafet pembangunan pertanian di ambil alih oleh generasi millennial.
“Salah satunya melalui peran penting Kostratani yaitu menumbuhkan petani pengusaha milenial. Caranya, dengan peningkatan kapasitas pemuda perdesaan di bidang pertanian, juga pengembangan wirausahawan muda perdesaan. Selain itu, Kementan juga memfasilitasi akses permodalan,” tutur Dedi.
Dalam kesempatan itu, Edi mengatakan, varietas kacang tanah yang dia tanam kali ini adalah varietas Kelinci, di mana lebih baik hasil panennya bila dibandingkan dengan varietas lokal, di mana untuk varietas Kelinci didalam 1 polong kacang tanah berisi 3-4 biji kacang tanah, sedangkan kalau menggunakan varietas lokal biasanya tidak semua polong berisi kacang tanah.
“Umur panen untuk varietas Kelinci sebetulnya adalah 95 Hari Setelah Tanam, tetapi yang kita panen ini baru berumur 86 hari, di panen lebih cepat karena adanya serangan hama tikus yang mengganas yang menyerang hampir setiap rumpun tanaman,” pungkas Edi.[susmawati]
Tags
Ekbis