Jangan Asal-asalan Perbaikan Drainase

Jangan Asal-asalan Perbaikan Drainase

BANJARMASIN - Drainase terbilang sarana vital dalam mengantisipasi banjir. Karena itu, pembuatan drainase tak boleh dikerjakan secara asal-asalan hingga berujung mubazir lantaran tak berfungsi maksimal.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) agar saat membangun atau melakukan perbaikan saluran drainase jangan terkesan asal-asalan atau hanya mengejar proyek. 

Banyak kondisi drainase yang sudah diperbaiki, malah tidak berfungsi maksimal, bahkan terjadi genangan air saat turunnya hujan lebat, sehingga perbaikan drainase itu sia-sia.

“Perbaikan drainase itu harus perhatikan arah saluran air, apakah sudah mengalir dari hulu ke hilir, sehingga fungsinya berjalan dengan baik,” tandas anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Eddy Junaidi, kepada wartawan. Senin (20/7/2020).

Menurut politisi Partai Demokrat ini, saat ini pelaksanaan pembangunan drainase sebagai tempat saluran pembuangan dan penampungan air hujan, sebenarnya sudah cukup banyak jumlahnya. Sayang tidak semuanya berfungsi baik dan justru hanya menambah titik genangan.

“Karena ada yang tersumbat dan sebagian lagi, justru mengendap di beberapa titik,sehingga banyak ditemukan ruas jalan kota tergenang air ketika hujan turun,” ujarnya.

Dikatakannya, pihak pelaksana pembangunan, dalam hal ini Dinas PUPR Kota Banjarmasin diharapkan serius dalam melaksanakan pembangunan drainse. 

Jangan sampai ada pembangunan saluran, lanjutnya, hanya mengejar target selesai, tanpa melihat fungsi drainase itu sendiri. Sebab pembuatan drainase bertujuan untuk penampungan air hujan, sehingga dapat memberi manfaat untuk pembangunan kota.

“Sudah banyak drainase yang diperbaiki, namun belum memberikan manfaat sebagai salura air, dikarenakan pekerjaan hanya untuk terlihat membangun,” katanya. 

Berkaca dari daerah lain di beberapa tempat, pembangunan saluran drainase yang dilakukan memang benar-benar memperhatikan kondisi atau kontur tanah di wilayah yang ada, sehingga arus air yang masuk dapat dialirkan ke bagian hilir atau wilayah yang menjadi resapan.

“Hal ini harus dicontoh agar pembangunan saluran yang dilakukan bisa berhasil dan mengurangi terjadinya genangan di kota ini,” pungkas Eddy.[toso]
Lebih baru Lebih lama