PALANGKA RAYA - Rapat Koordinasi program Food Estate dilangsungkan di Provinsi Kalimantam Tengah, 10 hingga 11 Juni 2020. Rapat ini turut ditandai dengan kunjungan kerja Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) Kalteng.
Turut hadir dalam Rakor di Kantor Gubernur Kalteng ini jajaran Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan).
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengungkapkan, peningkatan produktivitas pertanian dipengaruhi sarana produksi 25 persen, peraturan/kebijakan 25 persen, dan 50 persen dipengaruhi peningkatan kemampuan dan pengalaman SDM.
"SDM ini yang paling memberikan capaian pembangunan nasional. Karenanya berbicara produktivitas kita memerlukan SDM yang profesional, berdaya saing dan memiliki jiwa entrepreneur," jelasnya.
Menindaklanjuti arahan Dedi, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si yang hadir pada Rakor tersebut menyampaikan berkomitmennya dalam memberikan peningkatan kapasitas SDM.
"Meski saat ini anggaran kami untuk pelatihan sudah nol untuk penanganan wabah Covid-19, BBPP Binuang hadir melalui pelatihan virtual yang dijadwalkan 2 kali pertemuan setiap minggu, melalui Wisatani (Widyaiswara Sapa Petani)," terangnya.
Materi dari Wisatani, lanjutnya, disajikan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pasukan Kostratani. Tahun 2021 BBPP Binuang memprogramkan pelatihan mendukung Food Estate bagi pasukan Kostratani berkaitan intensifikasi pertanian.
"Juga terkait mekanisasi dan korporasi petani, termasuk peningkatan kapasitas pemanfaatan mekanisasi," imbuh Yulia.
Ketua DPRD Kalteng, Wiyatno menambahkan, di wilayah Kalimantan Tengah, sawah sudah ada irigasi. Hanya saja perlu dinormalisasi.
Sementara itu dalam Rakor ini, Gubernur Kalteng, H Sugianto Sabran menyebutkan, dampak dari Food Estate ini bakal luar biasa dalam hal ekspor. "Karenanya Indonesia harus betul-betul menyiapkan pangan sendiri," tuturnya.
Ada 2 provinsi, lanjut Sugianto, yang ditunjuk sebagai daerah lumbung pangan nasional, yaitu Kalteng dan Sumatera Selatan. Kalteng memiliki lahan, tapi SDM tidak ada. Karena itu, Kalteng perlu menyiapkan petani milenial dari alumni Perguruan Tingga dan SMK.
"Jadi tinggal kemauan SDM, karena anggaran tersedia. Sebelum presiden tidur di lapangan, kita duluan tidur di lapangan," kata Sugianto.
Sebagai permintaan Mentan SYL, dalam 2 tahun panen harus diusahakan sebanyak 5 kali. Dalam kunjungan ke Kalteng, tepatnya saat berada di Kota Palangka Raya, Mentan SYL juga berpesan program nasional ini tidak boleh gagal.[advertorial]
Tags
metro