BANJARMASIN - Berhasil berjuang melawan tumor, Fatimah kini sehari-hari tetap dituntut mampu menghidupi dua buah hatinya dengan berjualan kue bersama ibunya.
Namun, semenjak pandemi corona melanda Kota Banjarmasin, penghasilannya kini menurun drastis. Akibatnya Fatimah yang sekaligus sebagai Kepala Keluarga ini terpaksa menunggak membayar kontrakan selama 2 bulan lamanya.
Fatimah kini juga kebingungan dengan kelanjutan sekolah anak sulungnya, yaitu Alisa.
"Tahun ini harusnya masuk TK. Kata pihak sekolah harus menyiapkan uang Rp800 ribu untuk pendaftaran dan nebus pakaian seragam," ucapnya, Senin (13/5/2020).
Setelah mendengar cerita itu, tim Mobile Sosial Rescue ACT Kalsel segera menyambangi keluarga Fatimah yang berada di Kelayan B, Banjarmasin.
Saat disambangi, Fatimah dan ibunya sedang memasak kue pais. Fatimah sibuk membungkus kue dengan daun pisang, sementara ibunya mengawasi kukusan.
"Biasanya produksi 600 bungkus per hari, sekarang cuma 300 bungkus," tutur Fatimah.
Menurutnya, kalau masuk bulan Ramadhan, makin banyak yang jualan kue sehingga susah menjual dengan porsi yang banyak.
Retno Sulisetiyani, Tim Program ACT Kalsel mengatakan, setelah mendengarkan keluh kesah dari Fatimah kita menyerahkan bantuan santunan untuk membayar kontrakan, biaya pendaftaran sekolah Alisa dan sembako untuk keperluan sehari-hari.
"Dengan bantuan yang tidak banyak ini, setidaknya dapat meringankan beban Fatimah sekeluarga dalam masa-masa pandemi,” ujarnya.[mia/rilis]
Tags
Humaniora