SANGGAU - Pembangunan ketahanan pangan adalah mencapai ketahanan di bidang pangan dalam kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap individu/rumah tangga dari produksi pangan nasional. Ini harus tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, jumlah dan mutu, aman, merata dan terjangkau di seluruh wilayah Indonesia.
Pangan sering diidentikan dengan beras, karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama sumber karbohidrat. Namun untuk dapat hidup sehat seorang manusia tidak hanya mengonsumsi beras, namun juga makanan sumber gizi lainnya seperti makanan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral.
Di tengah pandemi Covid-19, pemenuhan pangan menjadi sangat krusial. Ketersediaan pangan yang cukup mampu membuat manusia menjadi lebih sehat, sehingga terhindar dari segala penyakit.
Menurut Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan), Dedy Nursyamsi, penguatan pangan keluarga menjadi hal yang harus dilaksanakan saat ini.
“Jadi saat ini Kementan mendorong masyarakat untuk mampu menyediakan dan mencadangkan pangannya sendiri yang beragam, bergizi, seimbang dan aman. Kegiatannya melalui pertanian keluarga berbasis kecamatan, penguatan lumbung pangan masyarakat, dan pekarangan pangan lestari (P2L),” ungkap Dedy.
Bentuk kegiatan pemenuhan pangan keluarga yang sudah dilaksanakan sejak lama dan sangat bermanfaat adalah pekarangan pangan lestari. Apalagi kegiatan ini sangat cocok dilaksanakan di daerah perkotaan yang minim akan lahan.
“Pekarangan pangan lestari selain untuk pemenuhan pangan keluarga, dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga karena hasilnya dapat dijual,” ungkap Dedy.
“Tujuan program ini adalah peningkatan ketersediaan, aksebilitas dan pemanfaatan pangan; membantu memfasilitasi tenaga kerja yang terdampak Covid-19 dan peningkatan pendapatan keluarga,” jelasnya.
Dalam rangka mempercepat penganekaragaman pangan dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat, Kementan menggalakkan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Program ini mendorong pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber daya atau aset yang dimiliki keluarga, untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Pemanfaatan pekarangan dapat meningkatkan penyediaan sumber pangan keluarga yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), meningkatkan kualitas konsumsi masyarakat; meningkatkan pendapatan rumah tangga; meningkatkan akses pangan keluarga; konservasi sumberdaya genetik lokal; dan mengurangi jejak karbon serta emisi gas pencemar udara.
Apalagi dalam kondisi pandemi wabah Covid-19, di mana menjaga kesehatan dan ketahanan imun tubuh dituntut lebih baik. Maka konsumsi makanan sehat adalah sebuah keharusan.
Ketersediaan bahan pangan sumber gizi yang murah dan aman bagi keluarga dapat diperoleh di pekarangan sendiri. Karena itu, walaupun dalam kondisi merebaknya wabah Covid-19.
Penyuluh pertanian Kecamatan Kembayan, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, tepatnya di Desa Tanap tetap aktif mendampingi Kelompok Wanita Tani (KWT) Togo Nedea yang dipimpin oleh ibu Kalista Anifah untuk melakukan pemanfaatan melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
Endra Samudra, SP, penyuluh pertanian yang melakukan pendampingan dalam kegiatan tersebut mengatakan, saat ini telah dilakukan pemanfaatan lahan pekarangan, pembuatan kebun bibit, pembuatan kebun demplot serta pemasaran hasil pertanian.
"Begitu pun tugas serta tanggungjawab kami sebagai penyuluh pertanian untuk selalu mendampingi petani dalam menjaga ketersediaan pangan masyarakat,” pungkas Endra.
Terpisah, Ketua Poktan KWT Togo Nedea, Ibu Kalista Anifah menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) selain untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga, kegiatan tersebut juga sudah mencakup ke arah agribisnis, dimana selain untuk di konsumsi sendiri, sebagian dari hasil panen juga dijual ke pasar.[advertorial]
Tags
Ekbis