NUNUKAN - Antisipasi kemarau panjang dilakukan Kelompok Tani (Poktan) Sinar Harapan dengan melakukan percepatan tanam yang didampingi penyuluh pertanian di Desa Binalawan, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, Rabu (27/5/2020).
Kemarau panjang dalam prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), di mana diperkirakan beberapa daerah di Indonesia akan mengalami musim kemarau panjang di masa mendatang.
Menurut BMKG, musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ada sekitar 9,9 persen daerah zona musim (ZOM) yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli.
Sementara itu, sekitar 64,9 persen memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan 18,7 persen baru memasuki puncak musim kemarau pada bulan September.
Berdasarkan prediksi BMKG, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, salah satunya adalah percepatan musim tanam.
Di tengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.
Untuk itu,vMenteri SYL menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian tidak boleh berhenti karena wabah Covid-19, dan semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.
Sebagaimana ketegasan Mentan SYL, walau dalam kondisi pandemi Covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan.
Ketegasan Mentan SYL ini ditindaklanjuti dengan imbauan oleh Kepala pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof Dedi Nursyamsi yang menyampaikan kepada para penyuluh pertanian untuk terus aktif mendampingi petani berproduksi.
“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” kata Dedi.
Sementara itu, para penyuluh mendukung ketegasan dan imbauan kedua pemimpin itu di dunia pertanian dalam program percepatan tanam demi mempertahankan ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19.
Sebagai bentuk dukungannya seperti yang disampaikan penyuluh pertanian Saharuddin S.ST yang bertugas di BPP Sebatik Barat, bersama dengan Kordinator Kostratani Sri Wahyuni, S.Pt, M.A.P, PPL Bambangan Karyadi S.ST dan Sabriadi, S.ST untuk tetap turun ke lapangan mendampingi para petani melakukan percepatan tanam padi.
Menurut keterangan yang di sampaikan Saharuddin yang dibenarkan Sri Wahyuni, luas lahan yang akan ditanami adalah seluas 20 hektare, dengan varietas yang akan ditanam adalah Mekongga. Dengan sistem tanam pindah.
"Kami tetap setia turun ke lapangan mendampingi petani walaupun dalam kondisi pandemi covid-19," ujar Saharuddin.
Menurutnya, aktivitas penyuluh pertanian baik sebelum pandemi maupun kondisi pandemi sekarang ini tetap sama. Hanya saja setiap turun ke lapangan, penyuluh menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.
"Dengan adanya percepatan tanam padi untuk benih, diharapkan ketersediaan benih padi yang berlabel mudah diperoleh oleh petani sehingga produktivitas meningkat mewujudkan katahanan pangan,“ pungkas Sri Wahyuni.[advertorial]
Tags
Ekbis