KANDANGAN - Pertanian tidak boleh berhenti meski besok kiamat. Pesan ini terus digencarkan Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi.
Tiga pilar utama penyangga BPPSDMP sendiri adalah Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan. Ketiga pilar ini harus berjalan bersinergi berperan aktif melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di tengah situasi pandemi Covid-19.
Melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, pelatihan berlangsung dengan merobah pola pembelajaran yang dijalankan dengan pembelajaran jarak jauh memanfaatkan fasilitas jaringan internet (e learning) dan pendekatan laboratorium lapangan (Lablap) melalui pendampingan pembuatan demplot yang menampilkan teknologi spesifik lokasi.
Bekerja sama dengan pasukan Kostratani, BBPP Binuang melakukan pendampingan mengenalkan kepada petani milenial cara bertanam bawang merah organik debgan membuat demplot, Minggu (19/4/2020).
Luasan pertanaman bawang merah di Kecamatan Padang Batung mencapai 15 hektare yang diusahakan oleh 6 kelompok tani (Poktan). Produksinya mampu mencapai 8 to per hektare.
Berusaha tetap mempertahankan pertanian organik, poktan di Desa Tabihi membangun klinik PHT Agrotani memproduksi Tricochompos, Trichoderma padat dan cair, pestisida nabati, PGPR.
Semangat brigade Kostratani pantang surut di tengah pandemi Covid-19.
Budi selaku POPT Kecamatan Padang Batung berpesan kepada petani milenial yang baru terjun berusaha tani untuk jangan pernah mencoba menggunakan bahan-bahan kimia.
“Jagalah kesuburan lahan dan hutan kita ini. Gunakan bahan-bahan organik selalu," tutur Budi.
Sebagai bentuk kemanusiaan dan solidaritas guna membantu meningkatkan imun, BBPP Binuang memberikan bingkisan sembako dan vitamin kepada petani milenial yang mengikuti kegiatan pendampingan penerapan teknologi bawang merah organik.[advertorial]
Tags
Ekbis