Situasi Covid-19, Widyaiswara dan Penyuluh tetap Dampingi Petani Panen

Situasi Covid-19, Widyaiswara dan Penyuluh tetap Dampingi Petani Panen

AMUNTAI - Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat tanggung jawab untuk memastikan stok pangan cukup dalam mewujudkan ketahanan pangan, sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat memiliki akses terhadap pangan. Sekalipun mereka berada di rumah akibat wabah Covid-19 yang mengharuskan social distancing.

Mentei Petanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan kepada seluruh insan pertanian bahwa di tengah Pandemi Covid-19 ini, petani dan penyuluh harus tetap melakukan pekerjaan sehari-harinya dalam menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.

“Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang nganggur selama satu bulan,” tegas SYL.

Lebih lanjut, SYL menegaskan, walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, pejabat daerah beserta jajarannya diharapkan secara langsung harus memastikan ketersediaan pangan di daerahnya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan pangan nasional aman dan terkendali dengan baik.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof Dedi Nursyamsi juga menegaskan, masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa.

“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan Covid-19 ini,” jelas Dedi.

Keberhasilan yang diraih Provinsi Kalimantan Selatan tentu tidak lepas dari peranan penyuluh pertanian. Salah satu Penyuluh Pertanian yang tetap mendampingi petani melakukan panen di tengah wabah pandemi Covid-19 adalah Yudi.

Menurut Yudi yang mendampingi Kelompok Tani Suka Makmur,  Kecamatan Sungai Tabukan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), padi yang ditanam adalah Varietas Mikongga, luas panen 1,5 hektare dengan potensi luas hamparan 33 hektare. Provitas 7,5 ton per hektare.

“Kita berharap harga gabah di tingkat petani terus membaik sehingga petani bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik, apalagi di tengah Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan ekonomi lesu,” tutur Yudi, Rabu (22/4/2020).

Kepala Bidang Penyuluhan dari Dinas Pertanian HSU, Yuli Hartono saat dihubungi Widyaiswara BBPP Binuang, Budiono melalui video call menegaskan, para petani di HSU sangat antusias mengikuti program Kementan sebagaimana disampaikan SYL bahwa ketahanan pangan nasional harga mati.

“BBPP Binuang harus terus melakukan monitoring secara online untuk mendapatkan informasi apa saja yang menjadi permasalahan di lapangan dan koordinasi dengan pihak dinas untuk memastikan panen musim ini sesuai target pak menteri, yaitu meningkat 7 sampai 14 persen,” pungkas Budiono.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama