MARTAPURA - Peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) sangat penting dalam menyediakan stok pangan di tengah pandemi Covid-19. Kehadiran Kostratani juga penting dalam meningkatkan ekspor berbasi Informatika Teknologi alias IT.
Kostratani merupakan gerakan pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan, melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.
"Kostratani ini ibarat menu lengkap. Dari hulu hingga hilir pertanian, bahkan hingga makanan ada di meja makan tidak lepas dari peran Kostratani. Apalagi di saat covid-19 seperti ini. Peran Kostratani menjadi meningkat dalam menyediakan stok pangan," jelas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4/2020).
Peran strategis Kostratani dibuktikan dengan hasil panen padi di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya, di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.
Beberapa daerah di Kabupaten ini telah panen pada April. Tidak ketinggalan Kelompok Tani (Poktan) Berkat Bersama yang diketuai Abdul Wahab.
Poktan di Kecamatan Pengaron Desa Lok Tunggul ini telah panen padi varietas buyung, seluas 4 hektare dari potensi 50 hektare. Hasil panen per hektare pada musim tanam ini mencapai 3 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.
Koordinator Penyuluh Pertanian di Kostratani Sambung Makmur dan Pengaron, M Syamsi SP, Kamis (23/04/2020) menyampaikan, bukti semangat penyuluh pertanian tidak surut dalam mendampingi petani binaan untuk panen padi meskipun sedang menghadapi pandemi Covid-19.
“Ini merupakan hasil upaya bersama antara petani, penyuluh pertanian dalam mengelola usaha tani sesuai SOP yang tepat dalam program Kostratani," tuturnya.
Ini, lanjutnya, merupakan capaian panen yang luar biasa. Apalagi saat ini sedang dihadapkan dengan wabah Covid-19 yang tidak menghalangi mengejar panen.
'Kami penyuluh dan petani bertekad untuk mengamankan stok pangan khususnya padi," imbuhnya Syamsi.
Sementara itu, dijelaskan Masrani, PPL Kecamatan Sambung Makmur dan Pengaron, lahan di wilayahnya merupakan lahan sawah tadah hujan dataran rendah. Untuk mencapai produktivitas itu, penyuluh tak henti mendampingi dan mengajarkan petani, terutama teknik budidaya padi sesuai anjuran dan pemupukan berimbang.
Hanya saja Poktan di sini panen belum menggunakan Alsintan jenis combine harvester. Ini dikarenakan jenis lahan yang berbeda dengan kabupaten lain. Permasalahan yang dihadapi di saat panen adalah sulitnya mencari tenaga kerja untuk panen, ditambah jalan usaha tani yang belum memadai.
“Penyuluh tetap terus mendorong petani untuk berproduksi dengan tetap menjaga protokol kesehatan akan tetap sehat dan terhindar dari Covid-19," pungkas Masrani.[advertorial]
Tags
Ekbis