Jelang Ramadhan Petani Tapin Siapkan Buah-buahan

Jelang Ramadhan Petani Tapin Siapkan Buah-buahan

RANTAU - Petani Kabupaten Tapin tetap optimis di tengah merebaknya Corona Virus Disease atau Covid-19 yang masih terjadi hingga menjelang bulan Ramadhan. 

Beruntung, petani hortikultura telah menyiapkan buah-buahan, di antaranya melon dan bawang merah yang siap dipanen jelang Lebaran Idul Fitri.

Karlis, petani bawang merah dan melon sekaligus Ketua Poktan Mekar Bersama 2, Desa Sabah, Kecamatan Bungur mengatakan, panen bawang bisa mencapai 8 ton per hektare paling rendah 1.5 ton per hektare ketika salah menetapkan waktu tanam.

“Sekarang ini harga bawang di pasaran mencapai 40 ribu per kilogram, tapi untuk mendapatkan harga tersebut agak sulit karena pengumpul besar menekan kami dengan harga sampai separuhnya dengan alasan pandemi Covid-19," ungkap Karlis.

Pemasaran keluar Provinsi Kalimantan Selatan terhambat. Karenanya Karlis menyiasatinya dengan menjual ke beberapa pedagang pengecer dalam jumlah kecil.

Kesulitan pemasaran juga dialami oleh petani di Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan.

Mereka mengeluhkan kurangnya pembeli untuk produk sayuran seperti bawang merah dan buah-buahan. Ketakutan masyarakat untuk keluar rumah dan berbelanja di pasar menjadikan pasar sepi pengunjung.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, salah satu upaya Kementan mengatasi turunnya harga komoditas pertanian adalah mengembangkan Pasar Tani atau Toko Tani Indonesia Center (TTIC) melalui Badan Ketahanan Pangan.

Meski begitu, Mentan SYL mengatakan, untuk mewujudkan kestabilan harga dibutuhkan ketersediaan pasokan dan kerjasama semua pihak.

Petani adalah pejuang Covid bukan hanya paramedis. Tanpa asupan nutrisi yang baik maka orang akan lebih mudah tertular Corona.

Alhasil, sudah saatnya setiap Kabupaten/Kota membangun Pasar Mitra Tani.

Pada kesempatan pendampingan pada Poktan penerima kegiatan Pengembangkan Kawasan Bawang Merah, Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si memberikan arahan agar Poktan membangun jejaring kemitraan tidak hanya dengan pedagang pengumpul setempat.

“Bangun jejaring lebih luas sekaligus melakukan terobosan pasar dengan memanfaatkan internet secara online melalui medsos," tutur Yulia.

“Yang paling mudah seperti membuat grup komunitas hortikultura di aplikasi whatshap selanjutnya mengantarkan langsung ke konsumen akhir yang membutuhkan," pungkasnya.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama