BANJARMASIN - Presiden Joko Widodo mewaspadai peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian atau FAO yang menyebutkan pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19 berpotensi menyebabkan krisis pangan dunia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan akan terus bekerja, sehingga produksi pangan khususnya beras akan terus ditingkatkan.
"Tantangan yang akan dihadapi adalah krisis pangan sesudah Covid-19. Oleh karena itu kami akan bekerja," tegas Menteri SYL.
Hal ini dibuktikan dengan kegiatan tanam padi yang terus dilakukan di lapangan. Tak ketinggalan Kota Banjarmasin yang merupakan ibukota Kalimantan Selatan, benar-benar memanfaatkan keterbatasan lahan sawah yang dimiliki dengan menanam padi.
Di tengah pandemi Covid-19, terhitung sampai 16 April 2020 dengan pendampingan Penyuluh Pertanian, petani di wilayah kerja BPP Kecamatan Banjarmasin Selatan telah melakukan tanam padi seluas 489 hektare. Data ini disampaikan Penyuluh Pertanian BPP Banjarmasin Selatan, Rizky Rahmadhani.
"Tim Penyuluh Pertanian di BPP Kecamatan Banjarmasin Selatan tetap bekerja selama pandemi covid-19,” tutur Rizky.
Sebagai bukti pernyataan Mentan SYL, bahwa jajaran pertanian dari pusat sampai daerah siap untuk terus bekerja membimbing dan mendampingi petani dalam penyediaan pangan bagi rakyat.
Berkaitan dengan kegiatan penanaman tersebut, telah pula didistribusikan pupuk urea sebanyak 10 ton untuk 2 Gapoktan, yaitu 7,5 ton untuk Gapoktan Usaha Bersama di Kelurahan Mantuil dan 2,5 ton untuk Gapoktan Pucuk Sirih Kelurahan Basirih Selatan.
Menurut Rizky, distribusi pupuk bersubsidi yang tepat waktu tersebut menunjukkan komitmen Kementerian Pertanian yang tinggi dalam upaya terus meningkatkan produksi beras dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.
“Distribusi pupuk bersubsidi tersebut berdasarkan usulan penyusunan RDKK secara on line atau yang saat ini dikenal dengan E-RDKK," pungkas Rizky.[advertorial]
Tags
Ekbis