Dibayangi Pandemi Covid-19, Petani Balangan tetap Panen Jagung

Dibayangi Pandemi Covid-19, Petani Balangan tetap Panen Jagung

PARINGIN - Pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19 telah merenggut puluhan ribu jiwa serta menjangkiti jutaan manusia di 212 negara, termasuk di Indonesia.

Kondisi ini menyebabkan Pemerintah memberlakukan social distancing (pembatasan social) untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Dengan pembatasan sosial, masyarakat diminta untuk tinggal di rumah dengan melakukan pekerjaan dari rumah.

Terkait dengan dengan diberlakukannya pembatasan sosial, ketersediaan stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat.

Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian agar tidak boleh berhenti karena wabah Covid-19. Semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.

Pesan itupun dipertegas kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, bahwa untuk bisa terus bekerja, insan pertanian harus selalu sehat dan menjaga kesehatan diri dan keluarga serta lingkunganya.

Inilah yang memotivasi para petani di Kabupaten Balangan untuk turun ke lahan melakukan kegiatan pemanenan jagung di tengah diberlakukannya aturan sosial distancing.

Panen jagung yang dilakukan pada hari Jumat, 10 April 2020 lalu oleh Kelompok Tani Tunas Harapan, Desa Padang Raya, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan, pada lahan seluas 20 hektare dengan Varietas yang di panen adalah RK-58, dengan produktivitas 8 ton per hektare, JH-37 dengan produktivitas 6 ton per hektare dan RK-45 dengan produktivitas 5 ton per hektare.

Menurut penyuluh pertanian Kecamatan Halong, Firman, Senin (13/4/2020), potensi panen jagung di Poktan Tunas Harapan sekitar 20 hektare, panen jagung sudah dilakukan sejak Maret sampai sekarang. 

"Untuk harga jagung pembelian di tingkat petani dengan kadar air 15 persen bulan maret dipatok sebesar Rp2.800 per kilogram dan Bulan April dipatok sebesar Rp2.500 per kilogram," jelasnya. 

Memang, lanjutnya, saat ini tanaman jagung di desa Padang Jaya mendapat serangan hama grayak dan penyakit bulai yang mengakibatkan produktivitas menurun. 

"Tapi dari hasil ubinan yang didapat hari ini, hasil ini cukup bagus," imbuhnya.

“Kalau petani berhenti, siapa yang akan menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, ini sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai Penyuluh Pertanian untuk melakukan pendampingan dan pengawalan terhadap petani," tegas Firman.

Ketua Poktan Tunas Harapan, Sam’ani menyebutkan, petani tetap turun ke lapangan, melakukan panen dengan protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak dan sering cuci tangan. 

Menurut Sam’ani, panen kali ini seharusnya bisa mencapai 150 ton, namun ada kendala serangan hama dan penyakit bulai walaupun sudah dilakukan pengendalian sehingga panennya menjadi 61 ton.

"Ketersediaan pupuk yang langka juga membuat pengurangan hasil panen," pungkasnya.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama