Bulan Puasa, Petani dan Penyuluh Tanah Laut Panen dan Tanam Lagi

Bulan Puasa, Petani dan Penyuluh Tanah Laut Panen dan Tanam Lagi

PELAIHARI - Sejumlah penyuluh pertanian di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan mendampingi petani di tengah pandemi Covid-19. Ini mereka lakukan sejak awal April hingga pekan lalu. 

Ini tak lain untuk memastikan pelaksanaan protokol kesehatan pada sektor pertanian untuk menangkal virus Corona. Sektor pertanian berperan memasok kebutuhan pangan bagi masyarakat setelah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, ketersediaan pangan sangat menentukan keberhasilan Indonesia menangkal pandemi virus Corona. Pangan adalah kebutuhan pokok manusia setiap hari, juga berperan penting menjaga stabilitas nasional.

"Ketika hampir semua orang dianjurkan diam di rumah, penyuluh, petani serta tenaga medis tetap keluar rumah untuk melaksanakan tugas masing-masing. Mereka pejuang kehidupan untuk menyelamatkan negeri ini dari pandemi Covid-19," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi tiap kali tatap muka online video conference dengan petani dan penyuluh.

Sama halnya yang terjadi di Desa Sumber Mulya, Kecamatan Pelaihari. Meskipun bulan Ramadhan, petani tetap beraktivitas. Para petani anggota Kelompok Tani (Poktan) Karya Usaha yang diketuai oleh Satimin ini giat melakukan panen padi pada lahan seluas 15 hektare. 

Padi varietas Impari-30 dipanen dengan menggunakan sabit, karena lahan yang tidak merata sehingga sulit menggunakan Combine Harvester. 

Selain itu, kepedulian terhadap tenaga kerja yang ada di desanya, juga menjadi pertimbangan tersendiri dalam memilih alat panen. Membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak, tetapi itulah keputusan petani. 

Meskipun dengan peralatan sederhana, namun sukacita terasa dari cara bicara Satimin yang mewakili kelompoknya. “Tidak apa-apa, kami senang semua bisa giat, orang bilang padat karya," tutur Satimin, Senin (27/4/2020).

Sebelum panen, ubinan dilakukan oleh Tukirin, mantri tani Kecamatan Pelaihari. Hasil ubinan diperoleh 3,5 kilogram per petak atau setara dengan 5,6 ton per hektare Gabah Kering Panen (GKP).

Tukirin menyebut hasil panenan tahun ini menurun. Namun saat diminta menerangkan respons petani, Tukirin menyatakan petani puas karena harga yang diterima petani bisa Rp4.100 per kilogram.

“Panenan ini sedikit turun dibandingkan dengan tahun lalu. Ini karena dulu tanamnya mundur dan kemarau panjang. Selain itu, ada sedikit gangguan OPT, meskipun tidak menurunkan produksi secara nyata. Namun dengan harga yang Rp4.100 per kilogram petani sudah untung. Lumayan dibanding daerah lain,” ujar Tukirin.

Tukirin yang juga petugas penyuluh Desa Sumber Mulya mengatakan, setelah panen ini rencananya lahan digunakan untuk tanam padi lagi. Petani tak mau menyia-siakan lahan produktifnya, juga tak mau nunggu-nunggu benih subsidi.

Lahan segera digarap dan dengan benih swadaya petani padi varietas Impari-30 akan segera ditanam  Mei hingga Juni ini.

“Kalau nunggu benih subsidi kelamaan, mungkin Oktober 2020. Dengan benih swadaya petani, mudah-mudahan tanam berikutnya dapat dilakukan segera di bulan Mei ini, kalaupun mundur bulan Juni,” pungkas Tukirin.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama